Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat Sarwono mengimbau perbankan memberikan bantuan modal kerja kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) karena selama ini masih banyak TKI yang mendapatkan modal kerja dari rentenir.
?Pihak pengerah jasa TKI masih mengarahkan TKI untuk mendapatkan modal kerja dari pihak rentenir. Padahal bunganya 30-40 persen dari total pinjaman. Ini jelas memberatkan, sehingga kami arahkan agar mulai mengakses perbankan,? katanya kepada wartawan di Bandung, Rabu (21/12/2016)
Sarwono mengatakan pihak perbankan harus berani turun langsung mendekati TKI atau purna TKI yang membutuhkan modal kerja bagi usahanya.
?Jangan sampai terjerat rentenir, sehingga hasil kerja diluar negeri habis untuk membayar hutang. Kembali ke Indonesia harus buka usaha, pinjam modal di bank saja,? ujarnya.
Sarwono menambahkan pihaknya juga
mendorong perbankan memberikan bantuan modal kepada usaha baru. Beberapa perbankan seperti Bank Jabar Banten (BJB), Bank Nasonal Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengucurkan pinjaman modal kerja kepada 20 Wira Usaha Baru (WUB) dengan total pembiayaan sebesar 429 miliar rupiah.
Menurutnya, 20 WUB tersebut merupakan sebagian kecil dari jumlah wirausaha yang direkomendasikan oleh OJK kepada perbankan di Jabar.
?Saya berharap tahun depan akan lebih banyak lagi WUB yang mendapatkan bantuan modal kerja dari perbankan,? ujarnya
Sarwono mengatakan sebenanrya ada 100 WUB yang diseleksi oleh tim OJK? dan ditawarkan kepada perbankan di Jabar untuk mendapatkan pembiayaan. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya akselerasi akses keuangan pelaku usaha ke apda perbankan.
?Ini sebagian dari upaya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah ?(TPKAD) Jabar agar akses keuangan juga bisa dinikmati usaha baru,? tegasnya.
Ia menyayangkan dari 100 usaha baru yang direkomendasikan TPKAD ternyata hanya 20 yang mendapatkan modal dari perbankan. Sehingga menurutnya hal ini harus menjadi evaluasi dari OJK termasuk kalangan perbankan dan juga pelaku usaha, mengapa tidak semuanya lolos dalam pengajuan kredit.
?Apakah akrena tidak ada agunan, atau karena baru beberap tahun berusaha atau apa, saya ingin kerjasama dengan perbankan, evaluasinya bagaimana agar yang 80 itu bisa mendapatkan modal,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement