Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasca-Debat Perdana, Penjagaan Surat Suara Pilgub DKI Diperketat

Pasca-Debat Perdana, Penjagaan Surat Suara Pilgub DKI Diperketat Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepolisian memperketat penjagaan surat suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta?pasca-debat perdana, Jumat, 13 Januari. Tidak seperti hari biasanya, jurnalis?tidak lagi diperkenankan mendekat untuk mengambil gambar di dekat mesin saat proses pencetakan berjalan.?
Direktur Utama PT Adi Perkasa Makassar, Makmur Daeng Nakku, menuturkan terdapat?kesepakatan susulan dengan pihak Polda Metro Jaya yang mengawal pengamanan sejak hari pertama pencetakan. Surat suara tersebut ditegaskannya tidak boleh didekati oleh siapapun, kecuali yang berkepentingan.
Menurut Makmur, sebenarnya pihak percetakan tidak mempermasalahkan bila jurnalis ingin mendekat dan mengambil gambar surat suara. Toh, jurnalis diyakininya memahami batas dan aturan, termasuk soal surat suara yang tidak diperkenankan dibawa keluar.?
"Pengamanan surat suara memang mesti diutamakan dan ada protap (prosedur tetap).?Teman-teman masih bisa ambil gambar dari kejauhan. Tidak bisa sampai masuk ke dalam," kata Makmur di Makassar, Minggu (15/1/2017).?
Makmur menjelaskan standar keamanan pencetakan logistik pilkada dilakukan untuk?memastikan dokumen tidak keluar dari perusahaan. Jumlah surat suara yang dicetak pun dipastikan sesuai pesanan. "Bila lebih langsung dimusnahkan," tutur dia.
Pengamanan surat suara Pilgub DKI Jakarta, menurut Makmur dilakukan langsung oleh aparat Polda Metro Jaya.?Surat suara tersebut juga diawasi oleh petugas KPUD dan Bawaslu DKI Jakarta.

Sebelumnya, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno,?meminta pihak percetakan mencetak 7,2 juta surat suara, termasuk adanya cadangan sebanyak 2,5 persen. Adapun, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub DKI Jakarta cuma berkisar 7,1 juta.?

Kepada pihak percetakan, pihak KPUD sudah mewanti-wanti agar pengamanan percetakan lebih dioptimalkan.?"Tidak boleh ada yang keluar dan jumlahnya harus tepat betul," kata Sumarno.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: