Bali mengekspor daging dan ikan olahan sebesar 1,17 juta dolar AS selama bulan November 2016, merosot 57,64 persen dibanding bulan sebelumnya (Oktober 2016) yang tercatat 2,77 juta dolar AS.
"Namun perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga merosot hingga 55,66 persen, karena pada November 2015 mengantongi devisa sebesar 2,65 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu (17/1/2017).
Ia mengatakan, pengapalan daging dan ikan olahan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 2,66 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS selama bulan November 2016, turun 17,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 53,77 juta dolar AS.
Namun total nilai ekspor Bali meningkat 7,88 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena pada bulan November 2015 mengantongi devisa sebesar 40,96 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, daging dan ikan olahan tersebut sebagian besar dikapalkan ke pasaran Amerika Serikat yang menyerap 92,61 persen dan Taiwan 3,24 persen dan Australia 0,21 persen.
Sedangkan sisanya 3,89 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia. Bali pada bulan yang sama juga mengekspor ikan dan udang senilai 11,80 juta dolar AS, meningkat 5,27 persen dibanding bulan sebelumnya (Oktober 2016) yang tercatat 11,21 juta dolar AS.
Perolehan tersebut dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya melonjak 34,32 persen, karena pada bulan November 2015 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan 8,79 juta dolar AS.
Ikan dalam bentuk segar dan beku itu hasil tangkapan nelayan maupun kapal-kapal besar milik perusahaan penangkapan ikan yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar.
Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan andil sebesar 26,73 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 12,39 persen, produk pakaian jadi bulan rajutan 12,08 persen, produk kayu, barang dari kayu 8,93 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 7,607 persen, ujar Adi Nugroho. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement