Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, menargetkan pengadaan pangan tahun 2017 di wilayahnya mencapai 105.000 ton setara beras.
"Kami ditargetkan dapat menyerap gabah hasil panen petani di wilayah Surakarta mencapai 105 ribu ton setara beras atau meningkat 5.000 ton dibandingkan pada 2016," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, di Solo, Selasa (24/1/2017).
Rizal Mulyawan mengatakan pengadaan pangan sebanyak tersebut hingga waktu akhir Desember mendatang.
"Kami sangat optimistis target itu dapat tercapai hingga akhir 2017, karena realisasi pengadaan pangan 2016 mampu mencapai 106.800 ton setara beras," katanya.
Jumlah pengadaan pangan tahun sebelumnya, kata Rizal, melebihi yang ditargetkan yakni 100.000 ton setara beras atau mencapai 106,8 persen.
Rizal menjelaskan Bulog Surakarta telah siap melakukan pengadaan dengan penyerap hasil panen petani setempat pada Januari ini dengan menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) sebelumnya atau sesuai Instruksi Presiden (Impres) No.5 2015.
"Kami dalam pengadaan pangan tetap menggunakan HPP sebelumnya yakni untuk beras kadar air maksimal 14 persen dengan harga Rp7.300 per kilogram dan gabah kering panen (GKP)-gabah kering giling (GKG) antara Rp3.700/kg hingga Rp4.659/kg," katanya.
Ia mengatakan stok beras Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta hingga sekarang masih aman yakni 44.300 ton setara beras. Jumlah itu, mampu untuk ketahanan pangan di wilayah setempat selama enam hingga tujuh bulan ke depan.
Menyinggung soal pelayanan pendistribusian beras untuk warga miskin (raskin), Rizal Mulyawan mengatakan Bulog telah siap melakukan pendistribusian beras bersubsidi tersebut kepada masyarakat.
Namun, Bulog masih menunggu surat perintah dari pusat dalam penyaluran pangan ke masyarakat.
"Raskin segera didistribusikan dan kemungkinan kalau tidak akhir bulan ini, awal Pebruari mendatang," katanya.
Menyinggung soal ada beberapa harga barang kebutuhan pokok yang tinggi, Rizal menjelaskan Bulog ikut berpartisipasi bersama pemerintah daerah setempat dengan menggelar pasar murah.
"Pasar murah digelar untuk menekan harga misalnya harga cabai yakni kini mulai cenderung menurun. Harga cabai di Solo sebelumnya mencapai Rp100 ribu/kg, tetapi kini turun sekitar Rp70 ribu/kg hingga Rp75 ribu/kg," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement