Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Tiga pasangan calon Gubenur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno kembali beradu gagasan dalam satu panggung untuk kali kedua dalam debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta. Debat yang digelar pada Jumat (27/1) malam, merupakan kelanjutan dari debat sebelumnya pada 13 Januari lalu. Sementara debat terakhir akan digelar KPU DKI Jakarta pada 10 Februari 2017.
Pada debat kedua tersebut, KPU DKI Jakarta mengangkat tema Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik dan Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah. Sebelumnya, pada debat pertama tema yang diangkat "Pembangunan Sosial Ekonomi untuk Jakarta".
Selain itu, bila pada debat pertama moderator untuk memandu acara hanya satu yaitu jurnalis senior Ira Koesno, maka debat kedua ini akan ada dua moderator yang memandu acara, yaitu Tina Talisa yang merupakan mantan presenter televisi dan Guru Besar Administrasi Publik Universitas Indonesia Eko Prasodjo.
Sementara itu, para relawan ketiga pasangan calon tidak hanya memenuhi hotel tempat debat berlangsung, namun juga menggelar nonton bareng debat yang disiarkan langsung sejumlah stasiun televisi tersebut. Relawan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menggelar nontong bareng (nobar) di posko pemenangan Rumah Lembang, Menteng.
Relawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menggelar nobar di Posko Pemenangan di kawasan Menteng, Jakarta. Sementara relawan Agus-Silvy memadati Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, untuk nonton Bareng.
Reformasi Birokrasi Dalam debat kali ini, peningkatan kualitas birokrasi yang bersih dan bertanggung jawab menjadi sorotan. Mereka menawarkan sejumlah upaya dalam melaksanakan reformasi birokrasi. Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, untuk membangun ASN yang profesional akan menerapkan kepemimpinan yang memenangkan hati bawahannya jika terpilih dalam Pilkada 2017.
"Itu untuk membangun antusias melayani publik sebaik-baiknya dengan pemimpin hadir untuk mengembangkan potensi," ujar suami Annisa Pohan itu.
Untuk kunci keberhasilan membangun ASN profesional, Agus juga akan menerapkan penghargaan dan hukuman serta mengukur dan menguji kemampuan, tetapi tetap mengedepankan sisi humanis. Ia memiliki pengalaman dalam organisasi ketentaraan. Dengan berbekal pengalaman tersebut, menurut dia, dapat dijadikan pembanding dalam penataan birokrasi.
Ia mengatakan di ketentaraan indikator untuk penempatan jabatan terukur, jabatan sesuai dengan spesialisasi dan kemampuannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement