Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
Kebijakan Donald Trump melarang masuknya Imigran dari 7 negara yang notabene berpenduduk muslim dengan dalih melindungi AS dari 'ancaman teroris Islam radikal' menuai protes dari beberapa negara besar.
Hal tersebut disayangkan oleh Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta. ?Saya tidak mengkritik soal kebijakan untuk membatasi pengungsi, setiap negara tentu punya hak untuk itu. Yang saya sayangkan alasan yang digunakan dengan menyebut ancaman ?teroris Islam radikal?. Kalimat ini terkesan memojokkan ummat Islam dengan kata 'teroris', hal ini jelas melukai perasaan ummat Islam. di sisi yang lain ungkapan tersebut juga dapat meningkatkan sentiment anti Islam di dalam negeri AS, karena yang mengucapkan adalah Presiden, simbol negara?, jelas Sukamta, kepada wartawan Selasa (31/1/2017) di Jakarta.
Sukamta mengatakan, dalam satu tahun terakhir kekerasan yang kepada ummat Islam di AS meningkat. menurut Sukamta , "Semestinya?itu menjadi bahan evaluasi pemerintahan Trump." terangnya.
Lebih lanjut Sukamta mengatakan, Pernyataan yang bernada menyudutkan Ummat Islam, dikhawatirkan memicu kelompok-kelompok anti Islam di AS dalam melakukan intimidasi. ?Saya kira yang sesalkan kebijakan ini tidak hanya dari kalangan Islam, banyak pemimpin dunia dari berbagai negara juga menyesalkan pernyataan dan kebijakan rasis Trump soal imigran, saya berharap Pemerintah Trump peka soal ini,? paparnya.
Ia meminta pemerintah RI melalui Kementrian Luar Negeri dapat memainkan peran Indonesia, sebagai jembatan komunikasi dunia Islam dengan Barat khususnya pemerintah AS saat ini. ?Hubungan dunia Islam dengan AS pada masa Presiden Obama cukup bagus, saya kira ini harus dipertahankan. Pemerintah Indonesia dalam hal ini dapat memainkan peran strategis sebagai komunikator dunia Islam dengan pemerintah Trump saat ini,? kata Sukamta. ?
Selain itu, Sukamta berharap. Hubungan baik Islam dan Barat khususnya dengan AS membaik. "Hal ini agar mendorong iklim politik dunia lebih kondusif untuk penyelesaian konflik berkepanjangan khususnya di Kawasan Timur Tengah." Tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement