PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) belum dapat memastikan apakah akan melakukan penurunan suku bunga kredit atau justru menahannya. Pasalnya terdapat beberapa faktir domestik dan juga global yang diproyeksi mempengaruhi suku bunga acuan Bank Indonesia.
Direktur Treasury dan Internasional BNI Panji Irawan mengatakan sikap The Federal Reserve (The Fed) yang memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunganya sebanyak 2 hingga 3 kali di tahun ini, tentu akan direspon oleh Bank Indonesia melalui suku bunga acuan yang nantinya juga akan berdampak ke suku bunga kredit bank.
?
"Bagaimanapun juga ada dua hal yang membuat suku bunga terpengaruh pertama adalah inflasi kedua adalah bagaimana suku bunga market hari ini di New York belum berubah. Masih 0,75% untuk yang fed fund rate," katanya di Jakarta, Kamis (2/2/2017).
?
Lebih lanjut dirinya mengatakan rencana Bank Sentral Amerika yang ingin menaikkan suku bunganya dianggap tidak seagresif seperti yang dibayangkan. Bahkan menurutnya, meski Bank Sentral AS menaikkan suku bunganya hingga 2 kali di tahun ini, reaksi pasar diproyeksikan tetap positif.
?
"Ini untuk market bagus. Karena ternyata tidak seagresif yang dibayangkan kalau pun terjadi hanya terjadi dua kali di tahun ini. Ini dari eksternal faktor dan dari sisi internal bagaimana kita menjaga inflasi. Kalau inflasi stabil dapat diduga tidak terlalu jauh suku bunga kita," ucapnya.
?
Dia menambahkan, saat ini Bank Indonesia juga terus memantau kondisi global dan domestik. Menurutnya, penurunan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate akan sangat bergantung pada kondisi global dan domestik, maka dari itu kata dia, dalam penurunan suku bunga kredit, perbankan juga perlu melihat kondisi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement