Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Faktor Pertumbuhan Ekonomi 2017

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Faktor Pertumbuhan Ekonomi 2017 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom Lana Soelistianingsih menilai konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu faktor utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini.

"Pada tahun 2017, konsumsi rumah tangga masih menjadi hal utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, perlu dijadikan perhatian," ujar Lana Soelistianingsih yang juga ekonom Samuel Aset Manajemen di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Ia mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 secara kumulatif tumbuh 5,02 persen (year on year/YoY), lebih baik dibandingkan pertumbuhan 2015 yang tercatat 4,88 persen YoY. "Konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu sumber terbesar bagi ekonomi kita dengan mencatatkan pertumbuhan 5,01 persen pada tahun 2016," katanya.

Menurut dia, pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu terbantu dengan naiknya upah minimum provinsi (UMP) sebesar 10 persen, ditambah dengan naiknya pendapatan tidak kena pajak (PTKP) dan dana sosial pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sejahtera. "Kebijakan-kebijakan itu masih bisa diandalkan pada tahun 2017 guna menjaga ekonomi domestik," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah dapat lebih mendorong kegiatan di industri manufaktur, perdagangan, dan konstruksi mengingat pertumbuhan sektor itu pada tahun 2016 belum signifikan.

Dengan meningkatnya kegiatan di sektor itu, menurut dia, laju ekonomi 2017 dapat lebih tinggi pertumbuhannya. Lana Soelistianingsih juga menilai bahwa laju ekonomi pada tahun 2017 akan didukung oleh teori siklus ekonomi. Siklus ekonomi secara teratur terus berulang dalam pengembangan ekonomi pasar.

"Kalau dilihat perkembangan ekonomi di dalam negeri, pada tahun 2015 merupakan titik terendah ekonomi kita. Pada tahun 2009, juga demikian. Jadi, saat ini tren ekonomi mulai naik karena sudah melewati siklus terendahnya," katanya.

Kendati demikian, lanjut Lana Soelistianingsih, beberapa tantangan yang dapat menahan laju ekonomi nasional, yakni penaikan tarif listrik untuk daya 900 VA. Situasi itu dapat menahan konsumsi rumah tangga dan mendorong inflasi di dalam negeri menngkat.

"Kenaikan tarif itu dapat menjadi beban bagi masyarakat yang akhirnya bisa menahan konsumsi rumah tangga," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: