Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Catat Raih Laba US$3,14 Miliar Tertinggi Sejak Berdiri

Pertamina Catat Raih Laba US$3,14 Miliar Tertinggi Sejak Berdiri Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina mencatatkan laba bersih tertinggi yang pernah dicapai sejak berdirinya perseroan ini, yakni 3,14 miliar dolar AS sebelum diaudit dibandingkan laba bersih pada 2015 yang hanya menyentuh 1,42 miliar dolar AS.

"Ini laba tertinggi yang pernah dicapai Pertamina selama perseroan berdiri. Kinerja itu bisa dicapai bahkan pada saat harga minyak dunia turun," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporasi Wianda Pusponegoro pada paparan kinerja Pertamina di Jakarta, Senin (13/2/2017).

Wianda menjelaskan perhitungan sementara laba bersih jauh melampaui kinerja dua tahun sebelumnya, yakni 1,45 miliar dolar pada 2014 dan 1,42 miliar dolar AS pada 2015.

Ia memaparkan laba bersih sementara ini berhasil dicapai melalui salah satunya efisiensi di berbagai lini yang totalnya mencapai 2,7 miliar dolar AS, renegosiasi berbagai kontrak eksisting, optimalisasi aset dan substitusi sebesar 420 juta dolar AS hingga meningkatnya volume penjualan bahan bakar khusus, seperti Pertalite dan Dexlite.

Ada pun untuk laba operasional, perseroan berhasil meningkatkan sebesar 6,17 miliar dolar AS, sedangkan pada 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 4,44 miliar dolar AS dan 3,92 miliar dolar AS.

Sementara itu, pendapatan Pertamina diperhitungkan mengalami penurunan dari 41,76 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 36,45 miliar dolar AS pada 2016 (belum diaudit). Namun, biaya operasional perusahaan berhasil diturunkan sebesar 20 persen menjadi 30,28 miliar dolar AS.

Margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi atau EBITDA semakin tinggi daripada dua tahun sebelumnya yakni mencapai 21,72 persen.

Pertamina sebagai induk perusahaan juga berhasil menyelesaikan utang jangka pendek sejak September 2016. Pinjaman jangka pendek tersebut berhasil diturunkan 20 persen sejak 2014. Saat ini utang jangka pendek masih tersisa pada anak perusahaan.

"Pertamina induk sudah tidak ada lagi utang, yang tersisa pada Desember 2016 hanya 130 juta dolar AS itu pun dari anak perusahaan," kata Wianda. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: