Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambut Nyepi, Umat Hindu Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan

Sambut Nyepi, Umat Hindu Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Blitar -

Umat Hindu di Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur mengajak seluruh masyarakat agar bersama-sama ikut menjaga lingkungan untuk mencegah kerusakan.

Bagian Hubungan Masyarakat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten/Kota Blitar Yuliono mengemukakan ajakan tersebut merupakan bagian dalam ritual yang dilakukan umat Hindu sebelum perayaan Nyepi. Kegiatan ini juga penuh dengan makna, salah satunya mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan.

"Ritual ini menyucikan bumi, kalau Melasti menyucikan air, sebab bumi dan air sarana semua makhluk hidup. Dalam proses semu ini, manusia yang hidup menggunakan fasilitas alam yang tersedia," katanya pada wartawan di sela-sela ritual adat "Tawur Kasanga" di Kabupaten Blitar, Senin.

Ajakan untuk mencintai alam tersebut karena manusia terkadang membabi-buta dalam memanfaatkan alam, tidak merasa bahwa alam ada yang menciptakan dan harus dijaga ekosistemnya.

"Jadi, upacara ini sebagai kesadaran umat manusia untuk bisa menjaga harmonisasi antara manusia dengan Tuhan, dan keharmonisan antarsesama umat, walaupun berbeda agama, suku, ras, bahasa, hingga tradisi," katanya.

Selain itu, kegiatan itu juga sebagai upaya untuk menjaga harmonisasi antara manusia dengan lingkungan, baik yang mati maupun hidup.

Misalnya, gunung, di mana hutan di gunung tidak ditebang semena-mena karena dampaknya akan menyebabkan erosi dan banjir yang akan dirasakan oleh manusia.

Ritual "Tawur Kasanga" adalah ritual memperingati pergantian tahun baru Saka. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri, sebelum melakukan nyepi, yang akan dimulai pada Senin malam hingga Selasa hari.

Dalam kegiatan tersebut, selain ada ritual, juga terdapat sejumlah ogoh-ogoh berukuran raksasa yang diarak keliling di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Bentuk ogoh-ogoh itu juga beragam seperti bentuk raksasa berwajah buruk dengan membawa uang. Raksasa itu menunjukkan hawa nafsu manusia yang rakus dengan uang.

"Ini menggambarkan sebuah Buta Kala yang memegang uang, simbolis serakah, jadi harus dimusnahkan. Misalnya, perjudian, korupsi, dari segi apapun harus diberantas," kata Santoso, salah seorang umat Hindu.

Ritual tersebut berlangsung di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar yang dihadiri umat Hindu serta ratusan warga dari berbagai daerah yang ikut menyaksikan.(Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: