PT Avrist Asset Management (AVRAM) menargetkan pertumbuhan asset under management (AUM) sebesar Rp1,5 triliun sepanjang tahun ini, naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan perolehan di tahun 2016 yang sebesar Rp800 miliar.
Direktur?Avrist Asset Management Hanif Mantiq menuturkan target AUM pada tahun ini akan didukung dari reksa dana yang telah ada ataupun dari peluncuran reksa dana baru. Pada bulan April 2017 ini AVRAM akan meluncurkan tiga produk terbaru di antaranya, reksa dana pasar uang, reksa dana saham, dan reksa dana terproteksi.
Untuk reksa dana pasar uang (Avrist ada kas mutiara) ini, menurut Hanif, rencananya akan diluncurkan pada tanggal 12 April 2017 dengan underlying mayoritas obligasi korporasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.
"Pemilihan tersebut didasarkan kepada kondisi tingkat suku bunga deposito yang semakin turun karena inflasi yang cukup rendah di kisaran 3-4 persen," ujarnya.
Hanif menuturkan reksa dana saham (Avrist ada saham blue safir) akan diluncurkan pada 12 April dengan underlying mayoritas saham-saham unggulan yang berkapitalisasi besar dan menengah. Pemilihan tersebut didasarkan pada kondisi pasar selama lima tahun terakhir yang mengalami konsolidasi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Ke depannya kami memandang pertumbuhan ekonomi naik di atas lima persen dan penurunan biaya dana perusahaan akan menaikkan valuasi dan kapitalisasi pasar dari saham-saham blue chip (unggulan)," tegasnya.
Kemudian terkait reksa dana terproteksi (Avrist dana terproteksi spirit 1), ia menambahkan peluncurannya akan dilakukan pada April 2017 dan hanya dijual terbatas sebesar maksimal Rp100 miliar. Reksa dana terproteksi ini akan diharapkan bisa memberikan indikasi bagi hasil korporasi subordinasi Bank Bukopin yang diharapkan bisa memberikan indikasi bagi hasil net 9,5 persen per tahunnya untuk pada investor.
"Investor dapat melakukan pembelian minimal sebesar Rp50 juta dan boleh melakukan redemption di reksa dana terproteksi ini setelah satu tahun," imbuhnya.
Selain itu, AVRAM juga sedang menyiapkan produk reksa dana lainnya, yaitu reksa dana pasar uang syariah dan reksa dana berbasis sukuk untuk kebutuhan pada investor yang hanya bisa berinvestasi di reksa dana syariah.
Reksa dana pasar uang syariah, kata Hanif, sengaja dipilih dengan pertimbangan jumlah reksa dana pasar uang syariah yang tersedia di pasar masih sedikit, terutama yang dapat ditawarkan ke investor ritel. Sementara reksa dana berbasis sukuk dipilih untuk memanfaatkan relaksasi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk reksa dana syariah yang memperkenalkan reksa dana syariah hanya untuk memiliki satu jenis sukuk korporasi dalam portofolio.
Ia menyebutkan reksa dana berbasis sukuk ini akan dilengkapi dengan fitur bagi hasil yang diharapkan dapat memberikan bagi hasil di atas 8% net kepada nasabah.
"Kami mengajak para investor untuk mulai berinvestasi di reksa dana AVRAM yang selalu memberikan solusi tersebut untuk investasi Anda," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement