PT Insight Investments Management (Insight) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan mencapai Rp9 triliun hingga akhir Tahun 2017. Angka ini tumbuh 80 persen bila dibandingkan posisi Desember 2016 yang mencapai Rp5 triliun.
"Untuk dana kelolaan di Desember 2016 kita kurang lebih Rp5 triliun, kemudian posisi di akhir April 2017 Rp6,1 triliun, jadi tumbuh hampir 20 persen. Untuk target akhir tahun ini Rp9 triliun, jadi tumbuh 80 persen," ujar Presiden Direktur Insight, Tony Henri Situmorang kepada Warta Ekonomi di Jakarta, belum lama ini.
Tony memaparkan, untuk mencapai pertumbuhan tersebut, pihaknya telah memiliki beberapa strategi yang bisa diterapkan tahun ini.
"Ada dua, pertama dari sisi produk. Kita terus lakukan inovasi produk. Kedua dari sisi investor, market-nya masih terbuka luas, jadi kita lakukan edukasi, sosialisasi terutama ke investor-investor," ucap Tony.
Untuk strategi pertama, rencananya Insight akan meluncurkan beberapa produk baru guna memberikan banyak pilihan bagi investor. "Mungkin di tahun-tahun kedepan kita akan ikut di reksa dana DIRE, reksa dana ITF, termasuk juga reksa dana infrastruktur yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini untuk memperluas pilihan investor," jelas Tony.
Untuk strategi kedua, Tony mengakui pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Dia menuturkan untuk melakukan edukasi secara masif, maka asosiasi reksa dana dan regulator dalam hal ini OJK harus turun tangan. Apalagi kebiasaan masyarakat saat ini masih banyak menggunakan uangnya untuk saving dibandingkan investasi.
"Selain dari kita, dukungan dari asosiasi dan pihak regulator perlu untuk selalu lakukan edukasi. Kalau dari perusahaan kan effort-nya kecil jadi harus ada gerakan bersama supaya bisa switching dari saving ke investasi," tutur Tony.
Sejauh ini, investor di insight masih sangat minim, yakni dibawah 10 ribu. Oleh sebab itu, peluang pertumbuhan reksa dana masih sangatlah besar lantaran jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapa 253 juta jiwa.
"Sebagian besar investor kita institusi, ritelnya masih kecil sekali karena memang secara nasional ritel masih 0,18% dari total penduduk. Jadi kalau edukasi ditingkatkan, dengan sendirinya masyarakat tahu otomatis nanti berkembang. Mungkin dalam waktu dekat dengan adanya fintech bisa jualan reksa dana di gadget dan aktif di sosial media bisa lebih cepat," tandas Tony.
Sementara itu, dari total dana kelolaan insight, sebanyak 80 persennya berasal dari jenis reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.
"Alasannya karena kita lebih ke strategi investasi yang menekankan kehati-hatian dengan tingkat pertumbuhan yang stabil dan tetap. Jadi dengan risiko yang lebih minimal tapi investor mendapatkan return optimal dibandingkan deposito. Dari 40 produk itu hampir 80% di reksadana pendapatan tetap dan campuran sisanya di reksadana saham dan beberapa reksa dana proteksi," tutup Tony.
Tercatat hingga 31 Maret 2017, rata-rata reksa dana saham membukukan kinerja year to date sebesar 2,86%. Sementara pada reksa dana pendapatan tetap, reksa dana berbasis obligasi ini secara rata-rata membukukan kinerja sebesar 3,76%.
Sedangkan reksa dana campuran yang isi umumnya adalah perpaduan antara saham dan obligasi secara rata-rata membukukan kinerja year to date sebesar 3,43% dan untuk reksa dana pasar uang rata-rata membukukan kinerja year to date sebesar 1,04%.
Seiring dengan kinerja yang menggembirakan, secara dana kelolaan industri tahun 2017 terus mencatatkan kenaikan. Per tanggal 31 Maret 2017 dana kelolaan total reksadana non-penyertaan terbatas mencapai Rp353 triliun, tumbuh 7,5% dibanding dana kelolaan per akhir tahun 2016 sebesar Rp328,6 triliun
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Advertisement