Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Darmin: Harga Bawang Putih Harus Dikendalikan

Menteri Darmin: Harga Bawang Putih Harus Dikendalikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembicara utama pada acara diskusi bertajuk Indonesia Menuju Ekonomi Berkeadilan, Selasa (30/5/2017). | Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan harga bawang putih, yang rata-rata mengalami kenaikan pada periode Mei 2017, harus dikendalikan agar tidak lagi berdampak terhadap laju inflasi.

"Bawang putih memang ada yang tidak benar, itu harus dibereskan betul," kata Darmin di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Darmin mengatakan kenaikan harga bawang putih pada periode Mei 2017 disebabkan oleh persoalan suplai yang terhambat di tingkat importir, sehingga harus ada upaya untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Ini persoalan importir ada yang terlalu besar, jadi bisa menguasai suplai. Nanti biar Mendag yang berurusan dengan importir," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan harga bahan makanan menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi pada Mei 2017 sebesar 0,39 persen.

Kenaikan bahan pangan ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan dari masyarakat, menjelang periode puasa, yang jatuh pada minggu keempat Mei 2017.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang putih yang menyumbang inflasi 0,08 persen, telur ayam ras 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen serta beras, daging sapi dan cabai merah masing-masing 0,01 persen.

"Untuk bawang putih, minggu keempat ini, harganya mulai turun. Namun rata-rata bulan Mei, komoditas ini masih memberikan andil terhadap inflasi," kata Suhariyanto.

Meski demikian terdapat komoditas yang harganya mulai mengalami penurunan pada Mei 2017 sehingga mampu menekan inflasi dan menyumbang deflasi yaitu cabai rawit 0,04 persen, bawang merah 0,02 persen dan tomat sayur 0,01 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: