Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas Usulkan MoU PII–BPS untuk Ekonomi Tumbuh 8%

Bappenas Usulkan MoU PII–BPS untuk Ekonomi Tumbuh 8% Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menekankan pentingnya akselerasi reindustrialisasi sebagai strategi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Dalam Seminar Outlook Industrialisasi Indonesia yang digelar oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Rachmat mengungkap bahwa daerah-daerah yang disentuh oleh industrialisasi, khususnya lewat hilirisasi dan pengembangan kawasan ekonomi, telah menunjukkan lonjakan ekonomi signifikan hingga menyentuh pertumbuhan dua digit.

“Beberapa provinsi yang mendapatkan injeksi industrialisasi terbukti mampu tumbuh double digit dalam waktu relatif singkat,” ujar Rachmat, Sabtu (5/7/2025). 

“Artinya, kalau kita ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional menuju 8 persen atau lebih, kuncinya ada pada percepatan industrialisasi," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa karakteristik wilayah ekonomi di Indonesia sangat beragam, namun pola yang sama muncul yakni provinsi dengan struktur industri yang kuat menunjukkan ketahanan ekonomi yang lebih tinggi. 

Maka dari itu, ia mengajak para insinyur Indonesia untuk menyatukan langkah dalam mendorong agenda reindustrialisasi nasional.

Baca Juga: Jalin dan Euronet Dorong Modernisasi Infrastruktur Pembayaran Nasional, Raih Penghargaan Best Retail Payment Technology di Asia

Rachmat menyebutkan bahwa industrialisasi bukan sekadar urusan infrastruktur atau produksi, tetapi juga menyangkut transformasi data dan inovasi. Dalam konteks ini, ia mengusulkan agar Persatuan Insinyur Indonesia menjalin kolaborasi resmi melalui nota kesepahaman (MoU) dengan Bappenas dan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Langkah kolaboratif ini akan menjadi fondasi kebijakan yang berbasis data, yang presisi, dan terarah. Pembangunan ke depan harus dipandu oleh kebijakan yang data-driven,” katanya. 

Dia mengaku Bappenas siap mendukung dengan data statistik yang lengkap dan kaya. BPS pun kini dipimpin oleh seorang insinyur untuk memastikan data yang akurat menopang pembangunan nasional.

Rachmat menegaskan bahwa kerja sama ini penting agar perencanaan pembangunan, pengambilan keputusan, dan arah industrialisasi Indonesia dapat berjalan selaras di bawah satu orkestrasi besar. 

“Saatnya PII tidak hanya menjadi penggerak teknis, tapi juga mitra strategis dalam pembangunan nasional,” tuturnya.

Ia juga mengapresiasi peran insinyur yang selama ini hadir di berbagai lini pembangunan, mulai dari pertanian, energi, transportasi, hingga sektor keuangan dan sosial. 

“Reindustrialisasi bukan hanya milik insinyur teknik, tapi juga semua bentuk keinsinyuran, social engineer, financial engineer, sampai agriculture engineer. Semuanya punya peran dalam mentransformasi keunggulan komparatif Indonesia menjadi keunggulan kompetitif,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi yang lebih solid dan berbasis data, Rachmat berharap Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan menempatkan sektor industri kembali sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: