Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Kayu Bekas Bisa Tembus Pasar Global

Dari Kayu Bekas Bisa Tembus Pasar Global Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kayu merupakan material yang cukup populer untuk membuat sebuah produk kerajinan tangan. Biasanya, para pengrajin kayu akan menggunakan kayu terbaik sebagai bahan baku produknya.

Hal tersebut tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Sehingga harga kerajinan tangan berbahan baku kayu pada umumnya dibandrol dengan harga yang tinggi.

Namun berbeda halnya dengan Irianto, seorang pengusaha produk kerajinan tangan yang menggunakan kayu bekas sebagai bahan dasar produknya. Menurutnya, kayu bekas memiliki nilai antik yang tinggi ketimbang kayu baru. Salah satu kayu bekas yang digunakan Irianto adalah kayu dari kapal atau perahu bekas, yang kemudian diolahnya menjadi sebuah produk kerajinan tangan seperti pigura, meja, dan beragam souvenir bernilai seni tinggi.

Dengan nama Cipta Graha, Irianto terus mengembangkan perusahaan kerajinan tangannya hingga dirinya berhasil membawa produknya ke mancanegara untuk menembus pasar global. Bahkan menurut pengakuan Irianto, pasar lokal untuk produknya hanya mencapai 10 persen.

Produk Cipta Graha dijajakan Irianto di sebuah showroom sekaligus kantor yang berlokasi di Jalan Raya Kebun Agung KM 125 Kraksaan, Probolinggo dan di Smesco KUKM, serta melalui beberapa reseller yang berada di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Sementara di Eropa, Irianto memiliki buyer yang telah memiliki empat outlet untuk memasarkan produk Cipta Graha.

Meski berbahan dasar kayu bekas yang harganya relatif lebih murah dari harga kayu baru, namun bukan berarti proses produksi produk kerajinan tangan Irianto tidak memiliki hambatan. Ia mengaku menemukan hambatan dalam hal pembiayaan dan desain yang harus mengikuti karakter kayu bekas.

?Kayu mudah retak kalau sudah musim dingin di Eropa. Sering menjadi komplain buyer, solusi desainnya kita buat seperti outdoor, dibuat ada space (jarak) antara papan yang satu dengan yang lain 1 mm,? ungkapnya kepada Warta Ekonomi, beberapa waktu lalu.

Belakangan, Irianto mengaku penjualan terhadap produknya menurun. Sehingga dirinya harus terus aktif melakukan pameran terutama dalam skala internasional.

Saat ini Irianto menargetkan untuk bisa melakukan pameran di negara Afrika dan Amerika Latin. Beberapa waktu lalu, Cipta Graha baru melakukan pameran di Amerika, namun dengan skala kecil. Meski demikian, Irianto mengaku bersyukur karena akhirnya sudah menembus pasar Amerika yang sebelumnya juga menjadi target pamerannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait