Pameran IIXS Hubungkan Industri Perhotelan dan Penyelenggara Jasa Internet
Kemajuan teknologi internet makin memudahkan kehidupan. Tidak hanya untuk berbagi informasi, internet juga mulai digunakan untuk keperluan industri. Mesin-mesin industri mulai terkoneksi internet atau akrab disebut Internet of Thing (IoT). Kini, industri hospitality seperti perhotelan pun mulai akrab dengan internet untuk memudahkan proses kerja para pekerjanya.
Pada tahun 2017, diperkirakan akan ada 1,5 mlliar perangkat baru yang terhubung dengan internet. Jumlah tersebut bahkan disebut-sebut akan meningkat hingga dua puluh miliar perangkat di tahun 2020. Sebagian perangkat itu adalah perangkat di industri hospitality.
Hal itu perlu mendapat respons positif. Apalagi, pengguna internet Indonesia ternyata menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Bahkan, lembaga riset pasar e-Marketer memperkirakan pengguna internet Indonesia akan mencapai 112 juta orang, atau mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet lndonesia (APJII), hampir 80% pengguna internet lndonesia adalah generasi muda. Gelombang generasi milenial tidak bisa dipungkiri menjadi ujung tombak penetrasi internet di Indonesia.
Suburnya pengguna internet lndonesia menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Indonesia. Salah satunya, generasi milenial yang menjadi pengguna internet terbesar Indonesia.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza memandang perlu para pelaku industri hospitality atau perhotelan melakukan pemasaran dengan gaya baru memanfaatkan kecanggihan teknologi IoT.
"Pada pameran International Internet Expo and Summit (IIXS) tahun ini kami berharap bisa menghubungkan dunia internet dengan industri hospitality. Karena itu, kami mengambil tema 'Internet Based Service in Hospitality Market'," ujar Jamal saat berbicara pada konferensi pers Ruang Pertemuan APJII, Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2017).
Sementara itu, Chairman Hotel Information Technology Associatioan (HITA) Albertus GP mengungkapkan, terjadinya pergeseran di industri perhotelan yang mengarah ke teknologi informasi. "IT ini main job-nya sekarang agak bergeser karena hampir semua hotel itu hampir based on internet, itu yang menjadi dasar kenapa mereka butuh. Hubungannya dengan APJII itu kita ingin jalin kerjasama untuk contoh kadang sering di daerah tertentu internetnya slow, jadi kita ingin tahu," ujar Albertus.
Dalam keikutsertaan pada IIXS, Albertus membuka peluang kerja sama antarasosiasi antara HlTA dengan APJII.
"Kita ingin kalau anggota HlTA dapat special price atau apa. Karena mereka biasanya dealing sendiri-sendiri. Kalau hotel chain besar kan sudah dari corproate-nya. Kalau yang hotel kecil, kan dealing sendiri. Mungkin bisa di standarisasikan, istilahnya ada blanket agreement," tutur Albertus.
Chairman Jakarta Hotel Association (JHA) Alexander Nayoan mengungkapkan jika pameran llXS ini bisa menghubungkan industri perhotelan dan penyenggara jasa internet. "Alangkah indahnya kalau lndonesia sebagai negara bahari, sebagai negara tourism punya even atau pameran seperti ini yang bisa menghubungkan pelaku industri internet dan hospitality," ungkap Alexander Nayoan yang mengampu Jakarta Hotel Association (JHA), sebuah asosiasi perhotelan yang mempunyai anggota yang terdiri dari lebih dari 40 hotel berbintang tiga, empat, sampai lima di Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement