PT Bank Pembangunan Daerah DKI (BPD DKI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang moncer. Hal itu terefleksi dalam tumbuhnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan sebesar 39,76% per September 2017 menjadi Rp41,37 triliun, sedangkan raupan DPK di periode yang sama tahun lalu Rp29,60 triliun.
Peningkatan dana pihak ketiga ini didorong oleh peningkatan aktivitas pengembangan produk dan layanan terutama produk-produk digital banking yang terus didorong Bank DKI. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (24/10/2017).?
Peningkatan DPK yang signifikan tersebut, lanjut Kresno, utamanya didorong oleh peningkatan giro yang mengalami lesatan pertumbuhan 36,79% dari Rp7,63 triliun per September 2016 menjadi Rp10,44 triliun per September 2017.?
Sementara deposito juga berhasil tumbuh 51,46% dari Rp16,04 triliun per September 2016 menjadi Rp24,29 triliun per September 2017. Hal itu didorong oleh pertumbuhan deposan baru baik individu maupun korporasi.?
"Hal ini menandakan kepercayaan terhadap perseroan yang semakin meningkat. Adapun tabungan tercatat mengalami peningkatan sebesar 11,92% dari Rp5,93 triliun per September 2016 menjadi Rp6,64 triliun per September 2017," katanya di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakam pertumbuhan tabungan didorong oleh sejumlah inovasi Bank DKI yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti pembayaran E-Samsat (Pajak Kendaraan Bermotor), PBB dengan menggunakan ATM dan aplikasi JakMobile, serta aplikasi tabungan Bank DKI JakOne Mobile yang semakin memudahkan nasabah untuk bertransaksi secara less cash dengan penerapan fitur QR (Quick Response).? ?
Perkembangan Dana Pihak Ketiga ini turut menopang pertumbuhan total aset Bank DKI yang mengalami kenaikan sebesar 28,36% dari Rp41,35 triliun per September 2016 menjadi Rp53,08 triliun per September 2017.?
Sementara?penyaluran kredit mulai menunjukkan pertumbuhan dari Rp24,56 triliun per September 2016 menjadi Rp25,59 triliun per September 2017. Upaya perbaikan kualitas aset telah menunjukkan hasil yang cukup baik ditandai dengan rasio NPL gross per September 2017 yang tercatat sebesar 4,74% dari sebelumnya 7,60% per September 2016, sedangkan NPL Nett mencapai 2,94% per September 2017.??
Membaiknya rasio NPL didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku. Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent. Untuk laba bersih, pertumbuhannya tercatat mencapai 10,79% dari Rp472 miliar per September 2016 menjadi Rp524 miliar per September 2017.?
Pertumbuhan laba ini lebih didorong oleh adanya peningkatan fee based income yang meningkat 7,3% (yoy) dan bersumber dari fee ATM, dan transaksi produk digital banking seperti JakCard dan JakMobile. Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement