Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan literasi keuangan pelajar SMP dan SMA di Kota Padang, Sumatera Barat, dalam rangka peringatan bulan inklusi keuangan nasional.
"Peningkatan literasi keuangan pelajar salah satunya dengan mengadakan lomba ranking I yang bertujuan mengedukasi peserta didik mengenai sektor dan jasa keuangan," kata Kepala OJK Perwakilan Sumbar, Darwisman di Padang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal itu dalam pembukaan Bulan Inklusi Nasional dan Pameran Industri Jasa Keuangan di Universitas Negeri Padang (UNP).
"Pengenalan industri jasa keuangan kepada siswa-siswi sangat penting dilakukan karena mereka merupakan generasi penerus bangsa," katanya.
Berdasarkan hasil survei literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 yang diselenggarakan OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini sebesar 29,66%. "Sedangkan indeks inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 67,82%," ujarnya.
Perbedaan antara Indeks Literasi yang menggambarkan pemahaman masyarakat tentang produk jasa keuangan dengan Indeks Inklusi yang menggambarkan tingkat penggunaan produk tersebut menunjukkan bahwa sebagian masyarakat pengguna produk jasa keuangan tidak benar-benar paham dengan produk maupun jasa yang digunakannya. Kondisi tersebut, katanya tentunya tidak ideal, penggunaan produk keuangan hendaknya juga diimbangi dengan pengetahuan yang cukup mengenai lembaga jasa keuangan.
Sehingga konsumen produk-produk jasa keuangan tidak hanya sekedar menjadi konsumen namun dapat menjadi konsumen cerdas yang mampu meraih manfaat maksimal dari produk-produk jasa keuangan yang digunakannya.
Darwisman mengatakan, hingga bulan September 2017 tercatat terdapat sebanyak 714 sekolah yang telah menjalin kerja sama untuk menjadi peserta Simpanan Pelajar (SimPel).
"Serta terdapat 33.269 siswa di Sumatera Barat yang menjadi nasabah SimPel," tambahnya.
Sedangkan berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah sekolah tingkat dasar dan menengah di Sumbar terdapat 6.352 sekolah dengan jumlah pelajar sebanyak 1.075.108 siswa.
Hal tersebut, katanya menunjukkan sampai saat ini baru sekitar 11,24% sekolah yang telah bekerja sama mendaftarkan siswanya menjadi peserta SimPel, serta baru ada sekitar 3,09% siswa yang menjadi nasabah tabungan SimPel. "Dengan demikian, masih terdapat potensi besar yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha jasa keuangan," ujar dia. Sementara itu, Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah berharap dengan adanya bulan inklusi keuangan dan pelbagai kegiatan yang dilaksanakan OJK bersama industri jasa keuangan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan para pelajar mengenai sektor dan jasa keuangan.
"Apalagi Indonesia bersiap untuk menghadapi bonus demografi, sehingga pengetahuan dan wawasan mengenai industri keuangan sangat penting untuk diketahui," kata dia. (ANT)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Tag Terkait:
Advertisement