Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan peremajaan tanaman atau "replanting" merupakan kunci peningkatan produktivitas perkebunan sawit milik rakyat.
Dalam pembukaan Konferensi Internasional Sawit (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis, menteri menyatakan, saat ini kondisi yang dihadapi perkebunan rakyat yakni usia tanaman yang sudah tua serta produktivitas yang sangat rendah.
"Kalau kondisi ini dibiarkan terus-menerus maka perkebunan rakyat tak akan mampu mencapai skala nasional," katanya.
Menurut dia, salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit rakyat tersebut yakni masih tingginya penggunaan benih palsu atau tidak berkualitas.
Darmin mengungkapkan, berdasarkan hasil survei di wilayah Sumatera, dari perkebunan rakyat yang tanamannya berusia nol hingga sembilan tahun cukup tinggi pemakaian benih berkualitasnya.
"Dari penelitian tersebut diketahui masyarakat tidak berminat menggunakan benih bermutu karena harga dinilai terlalu mahal. Mereka lebih memilih benih yang murah harganya meskipun mutunya rendah," ucap Menko.
Oleh karena itu, lanjutnya, melalui program peremajaan atau replanting dimaksudkan untuk membantu petani mendapatkan benih kelapa sawit yang berkualitas.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menyatakan, seluruh pemangku kepentingan harus terlibat dalam upaya peningkatan produktivitas perkebunan sawit milik petani.
Menurut dia, keberadaan perkebunan sawit milik petani sangat besar peranannya bagi produksi minyak sawit mentah (CPO) nasional.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas tanamannya, lanjutnya yakni melalui kemitraan antara perusahaan perkebunan dengan petani kelapa sawit.
"Keberadaan kebun kelapa sawit petani dapat terbantu melalui pola kemitraan dengan dunia usaha," tuturnya.
Kegiatan Konferensi Sawit Internasional (IPOC) yang tahun ini memasuki tahun ke 13 mengambil tema: "Growth through Produktivity: Partnership with smallholders" (Peningkatan produktivits, kemitraan bersama petani).
Konferensi dan ekspo yang diikuti peserta dari 23 negara tersebut juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Jalil, beberapa menteri pertanian negara sahabat, sementara dari kementerian pertanian diwakili Sekjen dan Dirjen Perkebunan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement