Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Manfaat Optimalkan Ziswaf di Indonesia

Dua Manfaat Optimalkan Ziswaf di Indonesia Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Surabaya -

Bank Indonesia (BI) menyatakan sektor keuangan sosial syariah atau dana sosial keagamaan berupa zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf atau ZISWAF mampu menjadi mesin penggerak perekonomian domestik, baik itu skala regional maupun nasional.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, selain mampu menjadi motor penggerak baru perekonomian domestik, sistem keuangan syariah pun memiliki perangkat yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan kesenjangan dan distribusi pendapatan.?

"ZISWAF jika dikelola dengan tepat, akan dapat berperan aktif mewujudkan distribusi pendapatan dan distribusi kesempatan, serta pemberdayaan masyarakat secara inklusif," katanya dalam seminar nasional yang bertema "Membangkitkan Peran Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Syariah Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat" di Grand City Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/11/2017).

Meski demikian, Rosmaya mengakui bahwa peran ZISWAF belum teroptomalisasi dengan baik. Hal tersebut tercermin dari masih tingginya kesenjangan ekonomi antar lapisan masyarakat.

Berdasarkan studi Bank Dunia pada 2016, Indonesia termasuk salah satu negara yang harus memperhatikan masalah kesenjangan. Apalagi, angka Gini Rasio nasional saat ini masih cukup tinggi, yakni mencapai 0,393 pada periode Maret 2017.

Oleh sebab itu, peran sejumlah pemangku kepentingan terkait pun diharapkan dapat mengoptimalisasi potensi keuangan syariah nasional. Apalagi, meskipun berhasil menduduki peringkat ke-10 pemain industri syariah global, Indonesia saat ini masih menjadi pasar produk halal.

"Volume pasar makanan halal di Indonesia yang merupakan pasar utama produk halal domestik, yang juga merupakan peringkat pertama dalam pasar global, telah mencapai USD160 miliar," jelasnya.

Selain sektor ZISWAF, ekonomi syariah nasional juga memiliki potensi sumber daya insani yang besar. Indonesia memiliki begitu banyak pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya yang tersebar di berbagai wilayah.

"Berdasarkan data Kementerian Agama, terdapat 19.331 pondok pesantren di Indonesia yang jika dioptimalkan dapat menjadi potensi sumber daya insani sebagai para pelaku, pendidik, dan penggiat ekonomi syariah yang handal karena kegiatan ekonomi pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam melibatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya hingga ke unit ekonomi yang terkecil," ungkapnya.

Tidak hanya potensi domestik, dalam tataran global, ekonomi dan keuangan syariah juga memiliki prospek yang besar dimana volume industri halal dan keuangan syariah global pada 2021 nanti diperkirakan akan mencapai USD6,38 triliun.??

"Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan utama yang harus diatasi guna mewujudkan perekonomian yang tumbuh berkualitas dan berkesinambungan. Kami meyakini bahwa sistem ekonomi dan keuangan syariah yang diperkuat dengan kebijakan dan perangkat instrumen yang dapat mendukung distribusi sumber daya dan kesempatan,? mengoptimalkan investasi yang berdaya guna, dan mendorong partisipasi sosial untuk kepentingan publik, menjadi jawaban yang tepat," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: