Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron mengingatkan bahwa proyek pesawat perintis N219 "Nurtanio" memerlukan dukungan anggaran guna menjalani uji terbang tahun 2018 agar mendapatkan sertifikat laik terbang untuk siap dipasarkan.
"Kami sepakat kekurangan anggaran ini akan dibahas di APBN Perubahan dan jika masih bisa dengan anggaran-anggaran lain maka kami berterima kasih kepada pihak eksekutif sehingga penyelesaian Project N219 tidak lagi terkendala oleh ketersediaan anggaran," kata Herman Khaeron dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (24/12/2017).
Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa pesawat N219 merupakan karya anak bangsa yang harus mendapatkan semua pihak dan jangan hanya terhenti sebatas proyek riset.
Untuk itu, ujar dia, proyek tersebut harus sampai kepada produksi komersial dan yang akan bertanggung jawab akan komersialisasi pesawat anak negeri tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia.
Ia menyatakan, Indonesia wajib memiliki industri kedirgantaraan karena sebagai negara kepulauan yang banyak jumlahnya. Angkutan udara dapat menghubungkan antarpulau dengan cara yang lebih cepat, efisien, dan efektif. "Kalau tidak memiliki pabriknya maka kita hanya akan menjadi pasar bagi negara lain," ucapnya.
Herman Khaeron juga meyakini kemampuan PT Dirgantara Indonesia saat ini mampu berinovasi dan melahirkan karya-karya yang lebih baik dan lebih hebat.
Untuk itu, ujar dia, tidak hanya Komisi VII, tetapi DPR bersama-sama pemerintah harus memulai kesepakatan ke depan agar industri strategis ini dapat terus didorong dan didukung oleh kapablitas fiskal yang memadai agar bisa melakukan akselerasi di bidang kedirgantaraan.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendorong penjualan pesawat buatan dalam negeri N219 dengan meminta instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.
"Kita dukung industri dalam negeri, ini penting sekali untuk masa depan Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah mendukung penuh ini, apakah itu TNI AD, AL, AU, Polisi, pesan ke sini (PT DI)," kata Zulkifli dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Senin (11/12/2017).
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pesawat N219 bisa digunakan untuk penerbangan komersial jarak dekat seperti Bandung-Jakarta atau Bandung-Semarang. Biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan Pesawat N219 (jenis turboprop) akan lebih murah dibandingkan menggunakan pesawat jet.
N219 merupakan pesawat buatan PT DI bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Pesawat tersebut diberi nama sesuai dengan pahlawan Indonesia, yakni Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.
Pesawat Nurtanio dirancang untuk terbang ke daerah terpencil dengan landasan udara pendek sekitar 500 meter. Berkapasitas angkut 19 penumpang dengan total muatan 2,3 ton, pesawat itu digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement