Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah bila Azwar Anas mundur sebagai bakal calon wakil gubernur Jawa Timur untuk mendampingi Saifullah Yusuf.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Anas bahwa yang bersangkutan tidak mengundurkan diri sebagai bakal cawagub Jatim. Itu hanya sebuah isu. PKB dan PDIP akan tetap mengusung Saifullah Yusuf-Azwar Anas di Pilgub Jatim," kata Hasto di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018).
Menurut dia, Azwar Anas memiliki kepribadian yang baik dan mampu memimpin Banyuwangi dengan baik, sehingga masyarakat Banyuwangi memberikan penghormatan kepada Azwar Anas.
Hasto menegaskan tidak ada pergantian cawagub Jatim Azwar Anas dengan Wali Kota Tri Rismaharini.
"Soal bu Risma kan hanya persepsi saja. Tidak ada pergantian pak Azwar dengan bu Risma. Bu Risma sebagai Wali Kota Surabaya dan kita hormati itu, " jelas Hasto.
Hasto melihat Azwar Anas memiliki sosok yang baik. Oleh karena itu, pihaknya akan melihat secara baik dan jernih atas persoalan yang menimpa kader PDIP Azwar Anas itu.
"Kita harus melihat dengan baik dan jernih, apakah orang ini (Anas) punya persoalan hukum dan persoalan moral? Atau apakah orang ini hanya korban dari apa yang disebut dengan 'political trapping system'. Ini juga dimungkinkan dengan alam liberal," ujarnya.
Hasto pun meluruskan bahwa demokrasi yang ada di Indonesia bukan demokrasi yang ingin menang dengan menghalalkan segala cara, salah satunya pembunuhan karakter seseorang.
"Demokrasi kita merupakan budaya Timur yang penuh dengan etika dan moralitas yang baik. Kalau itu terjadi, kami sangat prihatin," tutur Hasto.
Ia pun membantah bila pada Jumat sore ini sekitar pukul 16.00 WIB akan ada rapat internal yang membahas pilkada Jatim.
"Tidak ada. Itu hanya rapat biasa untuk membahas pilkada yang belum direkomendasikan, " ucap Hasto.
Sebelumnya dilaporkan, Azwar Anas menilai polemik yang mengemuka menjelang Pilkada Jatim merupakan risiko kebijakan pembangunan daerah, termasuk upaya-upaya pembunuhan karakter.
"Ada sejumlah upaya pembunuhan karakter, termasuk teror yang kerap saya diterima dan keluarga. Jadi terkait apa yang menjadi desus-desus itu, saya sudah biasa," ujarnya di Surabaya, Jumat.
Azwar Anas mengaku pembunuhan karakter bukan kali ini saja ia dapatkan. Pada tahun kedua menjabat Bupati Banyuwangi pun Anas mengaku pernah mendapatkan upaya pembunuhan karakter karena sejumlah kebijakan seperti pelarangan pasar modern dan saham untuk rakyat di sektor pertambangan.
"Bahkan, saya dilaporkan melakukan kriminalisasi kebijakan karena kebijakan-kebijakan tersebut," ucapnya.
Azwar Anas pun mengaku dikirimi berbagai macam gambar di masa lalu untuk mencegah agar tidak mengambil kebijakan-kebijakan tertentu.
"Tapi kan saya tetap lanjutkan apa yang baik bagi orang banyak," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil