Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maskapai Penerbangan Akui Sulit Cari Pilot Berkualitas

Maskapai Penerbangan Akui Sulit Cari Pilot Berkualitas Pesawat Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Bali | Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah maskapai penerbangan mengaku sulit menerima pilot-pilot baru karena terkendala kompetensi yang dinilai belum memenuhi standar kualifikasi maskapai tersebut.

Direktur Operasi Lion Air Group Daniel Putut saat ditemui di sela-sela "Penyerapan Pilot AB Initio", mengatakan sebetulnya kebutuhan setiap tahunnya untuk Lion Air Group sendiri banyak, yaitu 150-300 pilot.

"Desember kita buka kuota penerimaan pilot 150 orang, ada 300 yang melamar. Dari 150 orang yang lulus murni hanya dua orang, artinya yang nilai wawancara, psikotes, dan Bahasa Inggris di atas 75," katanya di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Daniel mengatakan pilot baru harus memiliki kompetensi pengetahuan tentang penerbangan dan Bahasa Inggris yang ditunjukkan dengan sertifikat TOEIC dengan nilai minimal 700, kemudian psikotes.

"Yang nilainya di bawah 75 itu mencapai 200 lebih pelamar," katanya.

Untuk itu, dia mengimbau calon pelamar atau pilot AB Initio untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan menguasai kompetensi yang dipersyaratkan.

"Kita sekali lagi mendorong calon-calon penerbangan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, kita juga membuka kesempatan untuk coba lagi dan lagi, tapi tetap ada saja yang sudah tujuh kali tes tidak tes," katanya.

Pada 2017, Daniel menyebutkan kebutuhan Lion Air Group mencapai 300 pilot, namun hanya 55 yang terserap.

"Kita sudah bicara kepada Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara bahwa kondisinya seperti ini," katanya.

Terkait faktor sekolah, menurut dia, sekolah sendiri sudah menyiapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai standar dan undang-undang.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Citlink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan angka kegagalan para calon pilot di maskapainya sangat tinggi.

"Cukup tinggi angka kegagalan, berdasarkan hasil yang kita lakukan gugur di tes tertulis, dan tes di simulator" katanya.

Juliandra mengatakan pihaknya tidak dapat mentoleransi hal tersebut karena berkaitan langsung dengan keselamatan.

"Kita juga tidak bisa langsung menerima banyak pilot baru karena harus menyesuaikan dengan jumlah kapten," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: