Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Literasi dan Inklusi Keuangan Jabar Masih Rendah

Literasi dan Inklusi Keuangan Jabar Masih Rendah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 2 (OJK KR 2) Jawa Barat selain melakukan pengawasan terhadap kinerja industri jasa Keuangan (IJK), juga memperhatikan kondisi literasi dan inklusi keuangan di Jawa Barat yang saat ini tergolong masih rendah, yaitu 38,70% dan 68,31%. 

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Sarwono mengatakan pihaknya baik sendiri maupun bekerjasama dengan IJK terus melakukan kegiatan-kegiatan edukasi baik kepada masyarakat, pelajar, mahasiswa, maupun karyawan professional serta mendorong IJK untuk mengakselerasi dan memperluas akses keuangan.

"Langkah ini dilakukan guna mendukung tercapainya target inklusi keuangan pemerintah sebesar 75% pada 2019," kata Sarwono kepada wartawan di Bandung, Selasa (23/1/2018).

Dia mengungkapkan sebagai upaya untuk mendukung program Pemerintah, pihaknya melalui wadah TPAKD juga akan menginisiasi beberapa kegiatan dalam rangka meningkatkan akses keuangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat, diantaranya mendorong pendirian LKM berbasis pesantren (LKMS)/Lembaga Swadaya Masyarakat, mendorong pembentukan BUMDes yang berbadan hukum dan memiliki kegiatan usaha, mendorong IJK khususnya perbankan untuk menyalurkan KUR lebih optimal dengan pendekatan kluster baik di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

"Serta mendorong BJB untuk lebih optimal dalam penyaluran Kredit Cinta Rakyat yang sumber dananya berasal dari dana bergulir milik Pemprov," ujarnya.

Sarwono mengatakan bahwa Industri Jasa Keuangan Jawa Barat 2018 memiliki peluang yang baik untuk terus tumbuh dan mendukung tercapainya perekonomian Jawa Barat yang lebih baik. Pasalnya, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, suku bunga acuan yang cukup rendah, tingkat literasi dan inklusi keuangan yang akan terus ditingkatkan termasuk penetrasi pasar modal dan keberlanjutan program pembangunan infrastruktur Pemerintah Daerah, penghimpunan sumber dana dari pasar modal seperti RDPT, DIRE, Obligasi Ritel, dan Obligasi Daerah, berkembangnya layanan Fintech, serta tahun politik dilaksanakannya 17 pilkada secara serentak.

Selain itu, lanjut Sarwono, IJK Jawa Barat memiliki optimisme dalam mengarungi 2018, tercermin dari target pertumbuhan aset, DPK, dan kredit baik BU dan BPR yang lebih tinggi dibanding realisasi 2017. 

"Kami berkomitmen untuk terus mendorong agar IJK di Jawa Barat tidak hanya memiliki kinerja yang baik, tetapi dapat berperan lebih kontributif melalui perluasan akses keuangan bagi masyarakat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: