Stok beras di gudang-gudang Bulog Sulselbar semakin menipis. Pada awal Februari 2018, stok beras Sulsel tersisa 50 ribu ton. Padahal, pada bulan sebelumnya, ketersediaan komoditas pangan strategis itu mencapai 82 ribu ton. Meski semakin menyusut, Bulog Sulselbar menjamin stok beras aman dan lebih dari cukup untuk dikonsumsi.
"Stok beras saat ini sekitar 50 ribu ton. Stok itu cukup. Kalau hanya untuk dikonsumsi, bisa sampai 12 bulan atau 1 tahun," kata Dindin, di Makassar (8/2/2018).
Optimisme Dindin perihal amannya stok dan stabilitas harga beras di Sulsel tidak lepas lantaran masa panen kian dekat. Diprediksi pada akhir Februari, sejumlah daerah di Sulsel mulai panen serentak. Oleh karena itu, pihaknya tak pernah khawatir. Malah, Bulog Sulselbar disebutnya terus mengirim beras ke provinsi lain yang mengalami defisit.
"Sebentar lagi, ya akhir Februari sudah mulai panen. Makanya, tidak usah khawatir soal ketersediaan dan stabilitas harga beras di Sulsel. Toh, kita ini daerah produsen, makanya tetap mengirim ke provinsi-provinsi lain," papar Dindin.
Lebih jauh, Dindin mengeklaim harga beras di pasaran kini berangsur normal, setelah sempat melonjak pada awal tahun. Harga beras medium dibanderol Rp9.000 setelah sebelumnya sempat naik sampai Rp10.000 ke atas. Untuk itu, Bulog Sulselbar mulai mengurangi intensitas operasi pasar seiring semakin kompetitifnya harga beras di pasaran.
Dindin menegaskan pengurangan intensitas tidak berarti operasi pasar dihentikan. Toh, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengalokasi agenda operasi pasar mulai 8 Januari hingga 31 Maret mendatang. Operasi pasar baru kembali digalakkan bila terjadi gejolak harga di pasaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: