Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memanfaatkan Kekuatan Data untuk Mengatasi Masalah Sosial di ASEAN

Memanfaatkan Kekuatan Data untuk Mengatasi Masalah Sosial di ASEAN Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam menyambut era ekonomi digital dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi-sosial yang berkelanjutan di Asia Tenggara, ASEAN Foundation bersinergi bersama SAP dalam mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan teknologi. 

Dengan keseluruhan PDB sebesar 2,5 miliar USD dan jika dianggap sebagai sebuah negara tunggal, ASEAN akan menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia. Menurut para ahli, ASEAN hanya membutuhkan satu generasi untuk melampaui ekonomi Uni Eropa, yang sekarang berdiri enam kali lebih besar. Namun, hal ini hanya dapat terjadi jika pertumbuhan berlangsung stabil pada kecepatan saat ini, senilai 3,5 persen dari tahun 2007 hingga 2015. 

Ekonomi bukan satu-satunya kekuatan yang dimiliki ASEAN. Wilayah ini juga memiliki potensi yang sangat besar dalam sumber daya manusia, terutama kaum muda. "Pada tahun 2020, lebih dari 30 persen populasi Asia Tenggara akan berusia di bawah 30 tahun," kata Head of Database & Data Management, SAP Southeast Asia Peter Moore, Jakarta, Senin (19/2/2018).

Menyadari potensi ini, ASEAN Foundation bekerja sama dengan SAP untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan di era digital. Kemitraan ini berfokus pada tiga pilar utama: Pendidikan (Education), Kesukarelaan (Volunteerism), dan Kewirausahaan (Entrepreneurship). 

Pada tahun 2017, ASEAN Foundation dan SAP berhasil menyelenggarakan ASEAN Data Science Explorer Competition yang melibatkan 804 siswa dari lebih dari 112 institusi dari sepuluh negara ASEAN sebagai bagian dari kemitraan mereka. 

Menuju kompetisi utama, para siswa dilatih untuk lebih memahami tren dan wawasan dari kumpulan data yang dapat mereka akses melalui bantuan teknologi cloud. Singkatnya, mereka mengumpulkan wawasan dan ide berbasis data untuk masalah sosial yang paling mendesak di masing-masing negara. 

Di bawah kemitraan tersebut, untuk mendorong kewiraswastaan, SAP mendukung sembilan perusahaan sosial ASEAN terbaik melalui dua program, SAP Social Sabbatical dan NUS Crossing the Chasm Challenge. Dengan bimbingan yang diberikan oleh anggota tim SAP, program-program ini bertujuan untuk membantu perusahaan-perusahaan ini beroperasi dengan lebih baik. 

Menurut Peter Moore, ada beberapa cara untuk beradaptasi dengan kaum milenial. Salah satunya adalah untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam mendesain aplikasi. "Mobilisasi dengan aplikasi kelas konsumen, dan pengalaman pengguna telah menjadi hal yang penting karena saat ini pengguna mengharapkan user interface yang lebih intuitif dan praktis," terangnya. 

Ke depannya, SAP berencana untuk terus mendukung pengembangan digitalisasi di kalangan milenial di Asia Tenggara. Keberhasilan ajang ASEAN Data Science Explorer 2017 telah membuktikan potensi besar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menuju era digitalisasi. Komitmen SAP untuk mendukung pengembangan generasi muda akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan di Asia Tenggara di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: