Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Bank BNI Syariah sepanjang 2017 mencatatkan laba bersih Rp306,68 miliar. Jumlah tersebut naik 10,6% dari 2016 sebesar Rp277,37 miliar.
Plt Direktur Utama Abdullah Firman Wibowo mengatakan kenaikan laba disebabkan oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal.
"Alhamdulillah bisa naik saat bank lain bergulat dengan konsolidasi," kata dia di Jakarta, Selasa (27/2/2018). Untuk aset, lanjut dia, Rp34,82 triliun atau naik 23% dari tahun 2016, lebih tinggi dari pertumbuhan industri 19%.
Selanjutnya, dari sisi pembiayaan, BNI Syariah telah menyalurkan Rp23,60 triliun atau naik 15,14% sejalan dengan pertumbuhan industri sebesar 15,16%. Adapun komposisi pembiayaan terdiri dari segmen konsumer Rp12,16 triliun (51,5%), kecil dan menengah Rp5,13 triliun (21,7%), komersial Rp4,53 triliun (192%), mikro Rp1,4 triliun (5,9%), dan Hasanah Card Rp371,62 miliar (1,7%).
"Kami terus menjaga kualitas pembiayaan dan 2017 rasio Non Performing Financing (NPF) 2,89%, di bawah rata-rata industri 4,77%," jelas Firman. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp29,38 triliun atau naik 21,2%, lebih tinggi dari pertumbuhan industri 19,8% dengan jumlah nasabah 2,5 juta.
Komposisi DPK didominasi dana murah berupa giro dan tabungan sebesar 51,6%. Kepercayaan atas kinerja BNI Syariah juga diwujudkan oleh BNI lnduk yang menambah modal pada 2017 senilai Rp1 triliun. Suntikan modal untuk meningkatkan rasio permodalan 20,14%, menopang pertumbuhan bisnis pembiayaan serta pengembangan infrastruktur teknologi informasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
