Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah membuka front baru dalam perangnya melawan narkoba, dengan menargetkan obat-obatan palsu yang dijual bebas untuk mencoba membendung penyebaran parasetamol palsu, kata pengacaranya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (28/3/2018).
Salvador Panelo, kepala penasihat hukum presiden, mengatakan Duterte telah memerintahkan polisi untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab atas peredaran 'obat haram' tersebut.
"Mereka tidak hanya merusak atau melemahkan ekonomi nasional dengan memukul industri skala besar, mereka juga mengancam keamanan nasional dengan membahayakan kesehatan sebagian besar rakyat Palestina," ungkap Panelo dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (28/3/2018).
Diperkirakan satu dari 10 produk medis di negara berpenghasilan rendah dan menengah di bawah standar atau dipalsukan, tutur Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Januari. Dikatakan akun bisnis obat palsu untuk sekitar 10 persen dari industri global $300 miliar tahunan.
Panelo mengatakan obat berkualitas rendah juga dapat berkontribusi terhadap resistensi antibiotik, juga mengancam obat yang dapat menyelamatkan nyawa di masa depan.
Lebih dari 4.000 warga Filipina telah dibunuh oleh polisi selama perang Duterte atas penggunaan narkoba ilegal dan ribuan lainnya oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal. Polisi mengatakan mereka yang tewas adalah semua pengedar yang melakukan perlawanan dengan kekerasan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo