Pada tahun ini, Pemerintah Mali berkeinginan untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi dengan Indonesia. Karena itu, Pemerintah Mali telah menyiapkan lahan khusus seluas 1 juta hektar untuk Indonesia.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Mali, Youssouf Bathily, mengatakan bahwa impor kapas dari Mali ke Indonesia dengan skala besar selama ini telah membawa surplus perdagangan bagi Mali dengan total nilai perdagangan antara kedua negara mencapai US$31.980.900 pada tahun 2017.
"Pemerintah Mali telah menyiapkan lahan khusus seluas 1 juta hektar untuk kerja sama di bidang pertanian dan irigasi antara Indonesia dan Mali," ungkap Bathily dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Ketua Kadin Mali juga mengatakan bahwa kerja sama di bidang pertambangan dan perminyakan terbuka lebar bagi Indonesia. Pemerintah Mali saat ini memiliki deposit minyak sebesar 634.500 m3 yang siap untuk dikerjasamakan dengan Indonesia.
Guna memperkuat rencana kerja sama, Ketua Kadin Mali menghendaki adanya sebuah payung hukum (MoU) untuk implementasi kerja sama tersebut yang diharapkan dapat ditandatangani pada pelaksanaan Indonesia-Africa Forum di Bali, 10-11 April 2018.
Ketua Kadin Mali telah mengindikasikan kehadirannya bersama Wakil Ketua Kadin Mali di Bali minggu depan. Ketua Kadin Mali juga mengharapkan dapat dijembatani antara pihaknya dengan para pengusaha di Indonesia yang bergerak di bidang pembangunan perumahan.
Bathily mengungkapkan bahwa Pemerintah telah menyiapkan program pembangunan perumahan sebanyak 440.000 rumah dengan nilai sebesar US$140 miliar. Ke depannya, Ketua Kadin Mali juga menginginkan didirikannya cabang Bank Indonesia di Mali untuk memudahkan transaksi pembayaran dari setiap transaksi kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dan Mali.
Menanggapi keinginan Kadin Mali tersebut, Dubes Mansyur menyatakan akan mengupayakan semaksimal mungkin terealisasinya pertemuan B-to-B antara pihak Kadin Indonesia dan Kadin Mali termasuk dengan counterpart bisnis yang seimbang dan saling menguntungkan.
Dalam kunjungannya ke Mali, Dubes Mansyur juga telah melakukan pertemuan dengan para pengusaha Mali seperti CEO Perusahaan HM S.A (perusahaan peralatan dan industri pertanian), Mamadou S. Diallo; Direktur Perusahaan Growth Synergy Mali (mining dan energy), Salia Traore; CEO Perusahaan SSB de Mali (pertambangan emas dan konstruksi), Sanoussi Sylla Bouya.
Para pengusaha tersebut umumnya mengharapkan dihubungkannya dengan mitra kerja sama dari Indonesia mengenai alih teknologi dan pembelian produk unggulan Indonesia di bidang pertanian, pertambangan emas, konstruksi, rumah sakit, termasuk obat-obatan produk Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu