Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) secara resmi memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Provinsi Jambi. Bersama lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) United Nations Development Programme (UNDP), BAZNAS melakukan peletakan batu pertama (grounbreaking) proyek pengentasan kemiskinan berbasis zakat tersebut di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Jumat (6/4/2018).
Zainul menceritakan, perlu waktu sembilan jam menuju lokasi di desa terpencil yang lama merindukan listrik itu dari Kota Jambi.
Jalur perbukitan, hutan, serta perkebunan sawit dan karet ini, tutur dia, hanya bisa dilalui kendaraan bergardan ganda karena sebagian jalan masih berupa tanah, aspal, dan beton berlubang yang dimakan abrasi dan kerap terancam longsor saat musim hujan.
Turut hadir Wakil Direktur UNDP Indonesia Francine Pickup, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wawan Supriatna, Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, Bupati Sarolangun Cek Endra, sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jambi, Pemkab Sarolangun, dan direksi Bank Jambi.
Pada saat bersamaan, BAZNAS juga meluncurkan pilot project agen laku pandai untuk pembayaran zakat melalui Bank Jambi.
"Akses listrik sangat penting untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan pembangunan. Ketika listrik dapat dinikmati masyarakat di berbagai tempat dan memberi perbaikan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, masih ada saudara-saudara kita yang belum memperoleh akses listrik, salah satunya di Provinsi Jambi. Karena itulah, BAZNAS berkomitmen membangun PLTMH sebagai bagian dari upaya mengentaskan kemiskinan di negeri ini," ujar Wakil Ketua BAZNAS .
Pendiri dan dirut pertama Bank Muamalat ini menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sampai Desember 2017 menunjukkan rasio elektrifikasi Provinsi Jambi hanya sebesar 91,40% yang berada di bawah standar rata-rata nasional sebesar 95,35%. Kesenjangan ini, tutur dia, membuat BAZNAS bertekad menyalurkan dana zakat sebesar total US$350 ribu atau sekitar Rp4,8 miliar untuk membangun PLTMH tersebut.
Pertama di Dunia
Menurut Zainul, program pemberdayaan asnaf fakir-miskin berbasis listrik ini merupakan dukungan pertama dana zakat untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia dan bahkan di dunia.
"Untuk itu, sebelum sampai ke tahap konstruksi, pembangunan telah dipersiapkan selama tujuh bulan, termasuk proses penentuan lokasi yang melibatkan seluruh pihak terkait untuk memastikan para penerima manfaat adalah warga desa tertinggal yang berhak atas zakat," kata Zainul.
Selain BAZNAS, imbuh dia, lembaga-lembaga terkait juga memberikan dukungan pembiayaan, salah satunya adalah Bank Jambi yang berkomitmen menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp3,76 miliar.
Hal senada dikemukakan Wakil Direktur UNDP Indonesia Francine Pickup. "Pembangunan PLTMH ini merupakan bukti nyata pertama kerja sama UNDP dan BAZNAS dalam pembiayaan inovatif zakat untuk pembangunan berkelanjutan," kata dia.
Francine Pickup berharap, akses terhadap energi listrik ini dapat mendukung pengentasan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor satu yaitu "bebas kemiskinan" dan tujuan nomor tujuh yakni "energi bersih dan terjangkau".
Di tempat yang sama, Sekretaris Dirjen EBTKE Wawan Supriatna menambahkan, pembangunan pembangkit listrik ini akan meliputi satu unit PLTMH baru di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun dan revitalisasi tiga unit PLTMH di Desa Ngaol, Desa Air Liki dan Desa Air Liki Baru, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin.
"Pembangunan ini merupakan bagian dari proyek MTRE3, dimana UNDP dan Kementerian ESDM menyediakan akses listrik dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT)," ucap dia.
Wawan menyebutkan, satu PLTMH yang baru direncanakan akan beroperasi pada Agustus 2018 dengan kapasitas 60 kW yang akan memberikan akses listrik kepada 283 rumah tangga, 2 sekolah, 1 masjid, dan 4 mushala serta infrastruktur desa lainnya.
Sementara tiga PLTMH lain yang direvitalisasi direncanakan beroperasi penuh pada Juli 2018, dengan kapasitas masing-masing sebesar 40 kW akan memberikan akses listrik bagi 523 rumah tangga, 5 sekolah, 3 masjid, 15 mushala, 1 pesantren dan infrastruktur desa lainnya.
Total penerima manfaat akses listrik dari program ini adalah sebanyak 803 rumah tangga. Untuk menjaga kesinambungan operasi PLTMH, di masing-masing desa juga dilakukan peningkatan kapasitas masyarakat, pelatihan operator dan pembentukan lembaga desa pengelola PLTMH.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah