Kredit Foto: Reuters/Eduardo Munoz
United Nations Development Programme (UNDP) memperingatkan bahwa kemajuan kecerdasan buatan (AI) berpotensi memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang, serta mengancam pencapaian pembangunan global dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam laporan berjudul “The Next Great Divergence: Why AI May Widen Inequality Between Countries”, pihaknya menyatakan bahwa akal imitasi dapat menciptakan jurang besar dalam kinerja ekonomi, keterampilan tenaga kerja hingga sistem pemerintahan jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang memadai.
Baca Juga: Lintas Teknologi Indonesia Dorong Kolaborasi Nasional untuk Ekosistem AI yang Adaptif dan Inklusif
“Kami melihat akal imitasi menandai era baru meningkatnya ketimpangan antarnegara, setelah 50 tahun terakhir dunia mengalami konvergensi,” kata Kepala Ekonom United Nations Development Programme Biro Regional Asia Pasifik, Philip Schellekens, dilansir Rabu (3/12).
Laporan tersebut mencatat bahwa selama beberapa dekade terakhir, perdagangan, teknologi dan pembangunan telah membantu menyempitkan kesenjangan antarnegara, termasuk peningkatan signifikan dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Namun, kemajuan itu kini berisiko tergerus oleh kecepatan adopsi akal imitasi yang tidak merata.
UNDP menekankan bahwa bukan hanya negara berkembang yang akan terdampak. Negara maju pun dapat mengalami konsekuensi negatif jika ketimpangan global terus melebar.
“Jika ketidaksetaraan terus meningkat, dampak lanjutannya, termasuk pada agenda keamanan dan meningkatnya migrasi tidak terdokumentasi, akan menjadi tantangan yang semakin besar,” ujar Schellekens.
Baca Juga: Tingkatkan Keandalan Pembangkit, PLN IP Gandeng Wartsila untuk Dukungan Teknologi dan Pemeliharaan
UNDP menyerukan negara-negara untuk menyiapkan kebijakan mitigasi, peningkatan kapasitas, dan strategi pembangunan inklusif guna memastikan pemanfaatan akal imitasi tidak memperburuk ketimpangan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement