Pemerintah Kota Balikpapan membentuk tim khusus untuk menghitung kerugian dan dampak yang terjadi pasca-kejadian tumpahan minyak dan kebakaran di Teluk Balikpapan sejak Sabtu (31/3/2018).
"Tim sudah turun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, di Balikpapan, Jumat (13/4/2018).
Yang dihitung itu antara lain jumlah nelayan yang tidak bisa melaut karena alat tangkapnya, atau juga perahunya, tak bisa lagi digunakan karena tercemar minyak. Dihitung juga berapa hari mereka tidak bisa bekerja tersebut, hingga rata-rata pendapatan harian.
Termasuk juga petambak ikan dan kepiting yang gagal panen.
Begitu juga jumlah korban jiwa dan kerugian immateriil yang terjadi. Dampak lingkungan seperti jumlah pohon mangrove yang terkena minyak dan di mana saja, juga dihitung. Demikian juga dengan pemukiman warga, hingga luasan perairan yang terdampak.
"Karena komitmen kita bersama Pertamina adalah agar semua lingkungan di sini benar-benar bersih dari sisa-sisa tumpahan minyak," kata Rahmad Mas'ud.
Dalam kejadian yang berlangsung setidaknya selama 8 jam sejak dinihari hingga menjelang tengah hari itu, diperkirakan laut Balikpapan tercemari 40.000 barel minyak mentah yang tumpah dari pipa bawah laut yang patah.
"Kami berkomitmen sepenuhnya memulihkan ekosistem dan lingkungan yang terkena dampak tumpahan itu," tegas Plt Rahmad Mas'ud.
Pertamina sendiri hingga hari ke-14 peristiwa itu masih konsentrasi pada pembersihan perairan dan pesisir Teluk Balikpapan yang memiliki banyak pemukiman. Di warga pemukiman tim yang berintikan warga dari lingkungan yang tercemar menceburkan diri hingga ke kolong-kolong rumah untuk membersihkan sedikit pipa minyak. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: