Nurjanah Hulwani selaku Ketua Adara Relief International menegaskan tidak layak membiarkan warga Palestina berjuang sendirian dalam Aksi Kepulangan Akbar, seharusnya menjadi momentum bagi umat Islam untuk bersatu dan mencurahkan perhatian untuk membantunya.
"Jadi mari kita bantu bangsa Palestina dan jangan membiarkan mereka berjuang sendirian," ungkap Nurjanah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/4/2018).
Nurjanah juga mengatakan dari berbagai informasi yang terima, Aksi Kepulangan ini akan berlangsung di lima titik yakni perbatasan wilayah 48, perbatasan Jalur Gaza di lima titik, perbatasan Lebanon Selatan, perbatasan Yordan dan perbatasan Suriah.
"Mempublikasikan Aksi Pawai Kepulangan Akbar secara terus menerus dan menggalang donasi untuk acara ini adalah salah satu bentuk konkrit untuk berkontribusi terhadap keberlangsungan aksi ini," ujarnya.
Dua pekan sudah Pawai Kepulangan Akbar penduduk Palestina ke tanah kelahirannya telah berlangsung. Dalam aksi yang telah berlangsung 14 hari ini telah gugur 34 jiwa sebagai martir (3 diantaranya anak-anak) dan 3.079 terluka (106 diantaranya kritis). Jatuhnya korban dalam Aksi Kepulangan Akbar ini tidak menyurutkan tekad warga Palestina untuk kembali ke tanah air mereka.
Gerakan yang telah berlangsung dari tanggal 30 Maret lalu dan direncanakan akan berakhir pada 15 Mei 2018 yang akan datang merupakan sebuah gerakan damai bangsa Palestina untuk mendapatkan kembali hak atas tanah kelahirannya. Meski telah mengumumkan aksi ini merupakan aksi damai, namun Israel merasa terancam. Tentara Israel telah melukai bahkan membunuh para peserta aksi damai dengan senjata yang mematikan. Aksi damai ini diikuti oleh segenap bangsa Palestina, perempuan, laki-laki, anak-anak, pemuda hingga orang tua.
Para perempuan memiliki peran besar terhadap keberlangsungan aksi ini. Berbagai orasi yang diberikan dari para perempuan dari berbagai lembaga, gerakan serta komunitas mampu membakar semangat juang peserta Aksi Damai Kepulangan Akbar ini. Gerakan ini diusung untuk menuntut dua hak asasi milik penduduk Palestina. Pertama menuntut hak para pengungsi untuk kembali ke tanah air dan mengambil hak mereka atas tanah yang dirampas Israel dengan UU Kepemilikan Tanah Tak Bertuan di tahun 1950.
Kedua menghentikan blokade terhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak tahun 2006. Akibat blokade yang telah berlangsung 12 tahun lamanya tersebut, separuh penduduk Gaza menganggur, akibatnya tingkat kemiskinan mencapai angka 65 persen. Jalur Gaza juga mengalami kelebihan populasi hingga mencapai 5500 penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo