Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Big Mobile Miliki Algoritma Penyeleksi Pengunjung Iklan

Big Mobile Miliki Algoritma Penyeleksi Pengunjung Iklan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Membayar sebuah jasa memasang iklan tentu saja harus mendatangkan keuntungan si pelanggan. Artinya, ada simbiosis mutualisme. Jadi, apabila mereka puas dengan jasa tersebut, mereka akan kembali menggunakannya. Sebab dari itu, penyedia jasa iklan digital Big Mobile mampu mengidentifikasi secara detail setiap klik yang tidak valid sehingga bisa mengetahui pengunjung website yang betul-betul singgah melihat iklan.

"Jadi, kita meminimalisir kesalahan dalam mengklik karena orang yang salah ngeklik itu bisa jadi dibaca algoritmanya orang itu suka, bisa-bisa ditampilkan iklan lagi, 'kan enggak relevan. Nah, itulah hebatnya algoritma kita," terang Director of Partnership Big Mobile Shri Prabu Adityawarman saat ditemui di kantornya di Menara Thamrin, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Pria yang biasa disapa Prabu itu menjelaskan, Big Mobile memiliki teknologi yang menyeleksi pengunjung iklan.

"Jadi, (algoritma) kita bisa mencari user yang paling selektif. Orang ngeklik, berarti orang itu suka dan semua iklan di kita itu nonintrusi. Jadi, enggak ada iklan yang pop up gede nutupin konten. Kalau orang malas juga bisa salah ngeklik, tapi kita enggak dan orang bisa langsung di-skip," kata Prabu.

Seiring dengan kompetitifnya industri mobile advertising, Prabu pun mengatakan bila Big Mobile lebih menekankan segi branding dibanding penampilan.

"Contohnya, dari klien-klien kita membutuhkan branding. Seperti perusahaan otomotif, mereka butuh banget branding. Intinya, kita tidak membawa orang mengklik saja, kemudian lari ke website," lanjutnya.

Dengan mengunggulkan branding, sambung Prabu, pengunjung iklan jadi lebih lama mencerna pesan yang dimaksud.

"Jadi, pesan yang disampaikan sudah masuk ke pikiran dan keingat terus," katanya lagi.

Dikatakan Prabu, Big Mobile memiliki visi yang kuat untuk memasarkan iklan bagi agensi. Solusi yang dimaksud merupakan iklan yang menarik dan cerdas lewat platform media iklan widespace.

Di sisi lain, ia juga menyayangkan proporsi mobile advertising di Tanah Air yang masih rendah. Menurutnya, hal ini tidak sejalan dengan kebiasaan pengguna ponsel pintar yang tidak bisa lepas untuk memperbarui informasi.

"Belanja iklan ke media digital saat ini sebesar 2,8 dolar atau sebesar 17%.Tentu saja ini sedikit," ungkapnya.

Berdiri sejak 2006, perusahaan asal Australia ini sudah melakukan ekspansi di Selandia Baru, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Di Indonesia sendiri, publisher yang sudah terintegrasi antara lain antaranews.com, republika.co.id, jawapos.com, tempo.co, dan masih banyak lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel:

Berita Terkait