Otoritas Korea Selatan menyatakan pada hari Rabu bahwa isu pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan tidak terkait dengan perjanjian perdamaian di masa depan dengan Korea Utara dan bahwa pasukan Amerika harus tetap berada di Korsel meskipun perjanjian tersebut ditandatangani.
"Pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan adalah masalah terkait aliansi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Ini tidak ada hubungannya dengan penandatanganan perjanjian damai," ungkap Kim Eui-kyeom, juru bicara Presiden Blue House, mengutip Presiden Moon Jae-in, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (2/5/2018).
Blue House juga menanggapi pertanyaan media tentang kolom yang ditulis oleh penasehat presiden Korea Selatan dan akademisi Moon Chung-in yang diterbitkan awal pekan ini.
Moon Chung-in mengatakan akan sulit membenarkan kehadiran pasukan AS di Korea Selatan jika perjanjian damai telah ditandatangani dan setelah kedua Korea setuju pada pertemuan puncak bersejarah pekan lalu untuk mengakhiri konflik Korea.
Namun, Seoul ingin pasukan AS tetap berada di Korea Selatan karena kehadiran mereka memainkan peran penting sebagai mediator dalam konfrontasi militer antara negara adidaya tetangga seperti China dan Jepang, seorang pejabat kepresidenan lain mengatakan kepada wartawan dengan syarat anonimitas sebelumnya pada Rabu (2/5/2018).
"Penasihat kepresidenan, Moon Chung-in diminta untuk tidak membuat kebingungan mengenai sikap presiden," pungkas Kim.
Amerika Serikat saat ini memiliki sekitar 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan, yang telah lama diminta Korea Utara untuk dihapus sebagai salah satu syarat untuk menghentikan program nuklir dan rudalnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo