Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengingatkan pemerintah untuk transparan terkait insiden tumpahan minyak Teluk Balikpapan. Selain itu, KAMMI meinta untuk tidak ada lobi-lobi kepada pihak penguasa terkait kasus ini.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP KAMMI), Irfan Ahmad Fauzi meminta pengusutan kasus tersebut dilakukan secara transparan. Mengingat akibat dari peristiwa itu bukan hanya berimbas pada sosial lingkungan, namun juga telah menelan 5 korban jiwa.
"Walaupun patahnya pipa diduga karena kapal Ever Judger, tapi Pertamina juga lalai. Ini terbukti setelah dua hari kejadian, baru Pertamina menyadari sumber bocoran dari fasilitas milik Pertamina. Artinya Pertamina tidak memiliki warning system. Selaku industri migas, kecerobohan seperti ini tidak bisa diterima dan sangat bahaya," kata Irfan dalam keterangannya yang diterima, Kamis (3/5/2018).
Selain itu, Wakil Ketua Umum PP KAMMI, Barri Pratama, perlu juga dibuka ke publik, siapa pemilik kapal Ever Jadger dengan muatan Batubara, berbendera Panama namun berasal dari China.
Lanjutnya, apabila pengustutan tidak dilakukan secara transparan, terlebih bila pemilik kapal mempunyai kekuatan lobi kepada pihak penguasa, maka berkemungkinan kasus Teluk Balikpapan tersebut akan menguap begitu saja.
Tak Hanya itu, pentingnya transparansi karena tidak mustahil kebocoran pipa bukan karena kapal Ever Judger seperti yang diperkirakan, namun melainkan karena ada praktek pencurian minyak melalui jalur pipa tersebut.
"Ini harus diusut secara tuntas dan transparan. Harus disampaikan ke publik, siapa pemilik kapal. Jangan sampai kasus ini menguap begitu saja dan berdamai di tataran pejabat. Atau bisa jadi bukan salahnya Ever Judger, tapi ternyata ada pencurian minyak. Aneh, kok Pertamina tidak sadar kalau Pipa bocor. Harusnya cepat diketahui dari volume keluar masuk minyak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil