Lembaga survei Center Opinion Public Survey (COPS) melakukan jajak pendapat masyarakat Jabar (Jawa Barat) untuk empat Calon Gubernur - Wakil Gubernur Jabar, karena sebentar lagi akan di lakukan Pilkada 2018.
Ziyad Falahi selaku Direktur COPS menegaskan, dari sample 1225 masyarakat Jawa Barat, sebanyak 85,7 persen sudah mengetahui adanya Pemilihan Gubernur -Wakil Gubernur Jawa Barat pada tanggal 27 Juni 2018. Survei itu sendiri digelar dari 12 sampai 22 Juni 2018 lalu.
"Dari 1225 orang Masyarakat Warga Jawa Barat menyatakan baru 67,8 persen yang baru mendapatkan undangan Ke TPS untuk memberikan Suara nya pada Pilkada Jawa Barat 2018," ucap Ziyad dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Sabtu (23/6/2018).
Sedangkan, sebanyak 80,7 persen mengharapkan Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Barat bisa lebih memberikan kemajuan ekonomi bagi masyarakat
"Sebanyak 55,4 persen mengetahui ke Empat Paslon (pasangan calon) tersebut dan 44.6 persen tidak tahu sama sekali. Ini artinya menjawab kalau Ada ketidakjujuran dari berbagai Lembaga Survei yang menempatkan ke Empat Paslon memiliki Popularitas di atas 60 persen," pungkasnya.
Lebih lanjut kata Ziyad, sebanyak 55,4 persen masyarakat Jawa Barat yang mengetahui nama dan nomor empat Paslon Gubenur-Wakil Gubernur Jawa Barat, lebih dominan memilih pasangan Sudrajat- Ahmad Syaiku (Asyik).
"Dari survei sebanyak 32.7 persen Memilih Sudrajat- Ahmad Syaiku dengan alasan Sudrajat tegas, jujur dan asli Sunda. Dan diurutan kedua sebanyak 24.7 persen memilih Pasangan Deddy Mizwar- Dedi Mulyadi dengan alasan Deddy Mizwar- dikenal sering muncul di sinetron dan Deddy Mulyadi karena satu satunya tokoh yang banyak mengembangkan ajaran Sunda Wiwitan," ungkapnya.
Sedangkan, pasangan TB Hasanuddin - Anton Charliyan dipilih sebanyak 20.8 persen dengan alasan Kepala Daerah yang di Usung PDI- Perjuangan dan Menjadi Partai yang mendukung Ahok alias Basuki Tjahaya Purnama pada Pilgub DKI Jakarta yang dipenjara akibat menista agama Islam.
Dan Pasangan Ridwan Kamil - UU Ruzhanul Ulum dipilih sebanyak 17,9 persen jatuhnya Elektabilitas Ridwan - UU karena diduga terlibat kasus korupsi BCCF dan yang tidak memilih 3.9 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: