Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membuat Orang Berkualitas untuk Produk Berkualitas

Membuat Orang Berkualitas untuk Produk Berkualitas Rahmat Gobel, Chairman & Shareholder Panasonic Gobel Group Companies. | Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagi perusahaan yang ingin maju, membuat produk yang berkualitas adalah tuntutan. Pasalnya, kualitas dari produk akan menjaga kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Ada beberapa cara untuk membuat produk berkualitas, salah satunya adalah produk itu harus dikerjakan oleh orang-orang yang berkualitas.

Demikianlah yang dikerjakan PT Gobel International, induk dari perusahaan distributor dan produsen alat-alat elektronik merek yang sangat dikenal, Panasonic. Rachmat Gobel, Chairman PT Gobel International, mengungkapkan, alasan itulah mengapa Yayasan Matsushita Gobel didirikan. 

“Prinsipnya, sebagai perusahaan yang memproduksi alat-alat elektronika, membuat manusia yang berkualitas harus terlebih dahulu sebelum membuat produk berkualitas,” ujar Rachmat Gobel. 

Rachmat Gobel mengungkapkan, pada tahun 1960, ayahnya, M. Thayeb Gobel diberi kepercayaan oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno, untuk membuat televisi guna mendukung kegiatan Asian Games di Indonesia yang digelar tahun 1962. Saat itu, sulit untuk dilakukan sebab SDM belum bisa untuk membuat TV.

Setelah SDM mampu membuat produk, berikutnya adalah membangun masyarakat industri. Jadi, tidak hanya berjualan barang. Agar produk terus berkembang, produk harus dibuat sesuai kebutuhan konsumen. Pada akhirnya, keuntungan yang didapat perusahaan adalah penghargaan dari konsumen, bukan sekedar hitung-hitungan matematika.

“Bagaimana juga, keuntungan itu untuk membangun masyarakat Indonesia dan menciptakan daya saing yang berkualitas,” imbuh Gobel. 

Yayasan Matsushita Gobel (YMG) yang berdiri pada tanggal 12 Mei 1979, bergerak sebagai suatu lembaga nirlaba yang memberi jasa kepada masyarakat luas. Kegiatan diawali tahun 1979 dengan pendidikan formal dan nonformal yang sekarang tercakup di bawah Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSM). Tahun 1982, kegiatan pendidikan formal diperluas dengan didirikannya Taman Kanak-kanak Ade Tia.

Hingga kini, 46.584 individu telah kami layani dengan pelatihan teknikal, manufaktur, manajemen, on the job training disiplin dan etika kerja, serta bahasa asing. Peserta adalah pekerja pabrik, manajemen perusahan, dan pengusaha golongan ekonomi lemah yang berskala kecil maupun menengah. Lebih dari 800 anak karyawan kelompok usaha National Gobel maupun masyarakat sekitar lokasi telah mengirim anaknya ke Taman Kanak-kanak Ade Tia. 

Mengingat pentingnya keimanan dan ketakwaan sebagai dasar bekerja dan berkarya, sejak 1976 dan mulai tahun 1984, Persaudaraan Haji Kelompok Gobel juga memberi pelayanan pengurusan perjalanan ibadah bagi karyawan National Gobel maupun anggota masyarakat luas. Dari total 745 orang yang telah berangkat ke tanah suci, 331 adalah karyawan National Gobel dan 414 adalah anggota masyarakat lingkungan.

YMG juga menerbitkan buku manajemen perusahaan, salah satunya berjudul Gobel: Pelopor Industri Elektronika Indonesia dengan Falsafah Usaha Pohon Pisang (1984). Beberapa kutipan buku ini yang menginspirasi, antara lain “SEMUA BAGIAN yang ada pada dirinya, BERMANFAAT …, Jauh sebelum matinya, ia telah memproses kelangsungan keturunannya. Dari sini bisa dilihat KEBERSAMAAN dan KESINAMBUNGAN hidup yang rela berkorban bagi kebahagiaan kehidupan di masa datang ...” 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: