Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rachmat Gobel Dorong Penghijauan dan Ketahanan Pangan Terpadu di Gorontalo

Rachmat Gobel Dorong Penghijauan dan Ketahanan Pangan Terpadu di Gorontalo Kredit Foto: Rachmat Gobel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota DPR RI dari Provinsi Gorontalo, Rachmat Gobel, terus melakukan gerakan penghijauan dan ketahanan pangan di Gorontalo.

“Kita harus menjaga dan menyelamatkan lingkungan kita. Ini bukan hanya mengurangi pemanasan global dan mencegah bencana alam banjir dan longsor, tapi juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya soal pangan,” katanya, Jumat, 19 Desember 2025.

Hal itu ia sampaikan saat melakukan penanaman bambu di lahan kritis di Desa Huwongo, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Di Boalemo, Gobel menargetkan menanam satu juta pohon bambu petung. Setelah itu, ia melakukan penanaman pohon kakao di Desa Lahumbo, Kecamatan Tilamuta, juga di Boalemo.

Kali ini, bersama Bupati Boalemo Rum Pagau, ia menargetkan menanam dua juta pohon kakao. Dalam acara ini ikut pula Dandim, Kapolres, Ketua Pengadilan Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Hadir pula kepala desa dan camat setempat. Setelah acara penanaman kakao, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Bupati Boalemo Rum Pagau dan Chateraise, yang diwakili Kenji Miyashita dan Jimmy Tahir. 

Chateraise, perusahaan kuliner untuk produk-produk premium dari Jepang, akan menjamin pembelian biji kakao. Dengan demikian, petani tak perlu khawatir terhadap penyerapan hasil panennya. Selain itu, karena Chateraise adalah pabrikan, maka petani tak perlu harus melalui tengkulak atau pedagang, tapi petani langsung berhubungan dengan industri sebagai end user. Dengan demikian, stabilitas harga dan keamanan pendapatan petani lebih terjamin. 

Tiap tiga bulan, Chateraise Indonesia membutuhkan 500 ton biji kakao. Namun yang akan membeli kakao Gorontalo bukan hanya Chateraise Indonesia, tapi juga Chateraise Jepang. Selama ini, Chateraise Jepang mengimpor kebutuhan biji kakaonya dari Ghana dan Pantai Gading.

Sehari sebelumnya, Gobel juga melakukan penanaman kakao di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Di sini, Chateraise juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan pemda setempat. Gerakan penghijauan yang dilakukan Rachmat Gobel adalah bagian dari upaya penyelamatan ekosistem Gorontalo.

Baca Juga: Garudafood Gandeng Pemkab Gorontalo Kembangkan Pertanian Kacang Tanah Daerah

Tanah Gorontalo yang berbukit-bukit dan berlereng telah gundul merata. Ini karena lahan ditanami komoditas jagung. Jagung memiliki perakaran permukaan dan merupakan tanaman semusim. Karena itu, perlu upaya penyelamatan dengan tanaman tahunan yang memiliki akar lebih dalam dan tutupan tajuk yang lebih luas. Dengan demikian, ekosistem lebih terjaga, menyerap karbon lebih banyak, dan menghasilkan oksigen yang lebih baik. Dengan cara itu, diharapkan banjir dan longsor akan berkurang. Kasus banjir dan longsor yang menimpa berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara merupakan peringatan keras bagi para pemangku kebijakan.

“Mari kita jaga wilayah kita masing-masing, karena saya orang Gorontalo, maka saya menjaga Gorontalo lebih dulu. Hutan kita telah dibantai dengan brutal. Mari kita selamatkan alam kita,” katanya.

Namun Gobel menyatakan bahwa apa yang ia lakukan bukan sekadar berdimensi penyelamatan ekosistem, tapi juga tetap memberikan manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat.

“Petani butuh makan, butuh rumah, butuh sehat, butuh sandang, butuh sekolah untuk anak-anaknya, dan juga ingin maju dan sejahtera. Maka kita memilih tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang bagus, bahkan lebih baik dari jagung, yaitu kakao, kopi, dan bambu,” katanya.

Sedangkan untuk di lahan-lahan datar, ia akan menggalakkan tanaman kacang tanah, kacang kedelai, pisang, dan lain-lain. Semua tanaman tersebut, katanya, memiliki nilai ekonomi yang baik dan juga telah memiliki kerja sama dengan industrinya, khususnya untuk kacang tanah dengan Garuda Food dan kacang kedelai dengan pengusaha tahu dan tempe. Pertanian kacang tanah dan kacang kedelai dilakukan di Kabupaten Gorontalo.

Ia telah menghadirkan Garudafood untuk menandatangani kerjasama dengan Pemkab Gorontalo. Ia juga telah menghadirkan pengusaha tahu-tempe dari Sukabumi, Jawa Barat, yang akan berinvestasi di Gorontalo.

“Namun saya bukan hanya mengoptimalkan nilai ekonomi komoditasnya saja, tapi juga akan memanfaatkan nilai ekonomi lainnya, yaitu dengan membangun kawasan agrowisata dari setiap komoditas tersebut,” katanya.

Karena itu, ia juga akan menggandeng Koperasi Merah Putih sebagai bagian dari ekosistem yang terintegrasi dengan kegiatan pertanian dan petani. Agrowisata ini diharapkan akan menarik turis mancanegara sehingga bisa mengalirkan dolar ke Gorontalo dengan model homestay.

Upaya keras Rachmat Gobel ini, katanya, dipicu oleh kondisi Gorontalo yang tetap menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Nusa Tenggara Barat yang pada 2001 lebih miskin dari Gorontalo, kini sudah lebih makmur dari Gorontalo. Gorontalo kini menjadi provinsi termiskin di Sulawesi.

Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Tenggara yang pada 2002 memiliki skor Indeks Pembangunan Manusia lebih buruk dari Gorontalo, kini ketiganya sudah lebih baik dari Gorontalo. Karena itu, katanya, Gorontalo membutuhkan lompatan dan percepatan kemajuan.

“Salah satunya dengan pilihan komoditas yang tepat, ekosistem ekonomi dan pertanian yang terpadu, dan dukungan semua pemangku kepentingan,” kata Gobel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: