Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi BRI Hadapi Generasi Milenial dan Revolusi Industri 4.0

Strategi BRI Hadapi Generasi Milenial dan Revolusi Industri 4.0 BRI melayani penukaran uang Hasil Cetakan Sempurna (HSC) pecahan kecil kepada nasabah Bank BRI di layananan keliling E-Buz Bank BRI di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Rabu (23/5). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan-perusahaan besar sangat waspada terhadap generasi milenial. Demikian juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

"Kita harus mewaspadai bagaimana pola milenial," ujar Direktur Utama BRI Suprajarto pada acara Halal Bi Halal Bank BRI-Pemimpin Redaksi dan Nonton Rame-rame Piala Dunia 2018 yang digelar di Jakarta, belum lama ini.

Asal tahu saja, kata Suprajarto, saat ini sekitar 65% karyawan BRI merupakan generasi milenial. "Dan ini merupakan modal buat kita," tegasnya.

Di mata Supra, yang dimaksud generasi milenial adalah mereka yang berumur hingga 34 tahun. Berdasarkan data yang ada, komposisi generasi ini merupakan kaum mayoritas (35% penduduk Indonesia) pada tahun 2020-2030 mendatang.

"Mereka lebih ke digital business kemudian juga inisiatif kreatif di beberapa industri dan tentu mereka lebih familiar dengan teknologi. Ini adalah karakter spesifik generasi milenial," lanjut Supra.

Mereka, ujarnya, lebih ke experience base, lebih menggali pengalaman-pengalaman yang ada, interaksi juga lebih banyak, dan aktif di media sosial media mulai dari Facebook, Instagram, hingga Twitter.

"Mereka juga lebih menyukai visual thinking dan tentu lebih technology friendly dibandingkan dengan kita, lebih efektif, lebih praktis dalam hal pola pikir. Kemudian kolaborasi ini juga lebih melihat ke depan dibandingkan dengan hierarki dan birokrasi," jelasnya.

Supra menambahkan bahwa BRI juga sangat concern terhadap revolusi industri 4.0. Ia mengatakan sektor perbankan perlu mengantisipasi revolusi industri 4.0, di samping generasi milenial tersebut. Sehingga, lanjutnya, mau tidak mau pihak perbankan harus mengubah pola berpikir dan pola kerja. Kemudian pihak perbankan harus lebih informatif dan kreatif.

"Oleh karena itu, saat ini BRI melakukan beberapa transformasi. Kita sudah menuju ke perbankan yang lebih digital. Artinya, kita sudah harus lebih adaptif, lebih melakukan inovasi-inovasi yang tentu kita sesuaikan dengan kondisinya," jelas Supra.

Apa yang berubah? Kalau sebelumnya lebih pasif dalam menghadapi costumer, namun sekarang BRI tampil lebih dinamis.

"Kemudian jika kita bicara soal data maka kita sudah harus melihat bahwa data tersebut adalah aset dan BRI yang sudah lebih dari 122 tahun memiliki data yang luar biasa," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: