Ambisi Bank Rakyat Indonesia (BRI) di bidang digital banking memang luar biasa. Dirut BRI, Suprajarto, menuturkan pihaknya akan membangun core banking mulai dari banking license, customer base, kemudian termasuk CRM, compliance, bank account, credit/debit card, e-wallet, dan sebagainya.
Suprajarto menuturkan, ini akan diperkuat karena ini memang core base BRI, yang mau tidak mau atau suka tidak suka harus diperkuat.
"Kemudian, kita akan meuju untuk memperkuat dan memperkaya lagi big data kita," tutur Suprajarto pada acara "Halal Bi Halal Bank BRI–Pemimpin Redaksi dan Nonton Rame-rame Piala Dunia 2018” belum lama ini.
Setelah itu, lanjut Suprajarto, BRI akan mencoba untuk membuat beberapa platform, baik yang sudah ada di channel BRI. Saat ini, BRI sudah memiliki e-banking, memiliki QR code, dan e-mobile banking.
"Ini akan kita tambah platformnya. Kemudian untuk keagenan, kita memiliki Cash BRI dan BRI link, di mana kita sudah memiliki 280 ribu agen BRI link. Termasuk di dalamnya kita akan kembangkan platform untuk BRI SCF, supply chain, dan lain sebagainya," imbuh Suprajarto.
BRI juga akan mengembangkan API (open banking service – Red.) karena ini penting sehingga terus diperkuat. Tujuan API adalah BRI mampu untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya terkait dengan konsumer.
Kemudian dari platform, BRI akan menjual melalui ekosistem. Misalnya, melalui government institution. Kemarin, BRI sudah melakukan kerja sama dengan TNI. Seluruh anggota TNI itu bisa memanfaatkan reward-nya BRI.
Jadi di dalam proses penyelesaiannya, seluruh data yang ada dalam KTA, selain fungsinya adalah database dari anggotanya itu sendiri, juga bisa dimanfaatkan untuk transaksi perbankan. Karena bisa berfungsi sebagai e-wallet, sekaligus bisa berfungsi sebagai ATM.
"Nah, semua ini sudah kita bangun, dan nantinya karena dalam database tadi semuanya kita sudah persiapkan untuk TNI. Semua mutasi dana dan sebagainya termasuk hal yang terkait dengan personel akan lebih mudah dan lebih cepat," imbuh Suprajarto.
Kemudian untuk Pertamina, dan beberapa nasabah besar lainnya, BRI juga sudah melakukan penetrasi dalam hal membangun dan termasuk mengembangkan platform fintech, e-commerce, dan sebagainya.
BRI juga sudah menyediakan tool untuk pembayaran Tokopedia, Go pay, Lazada, dan lain-lain. Tentunya, masih banyak yang sudah BRI ajak kerja sama sehingga platform ini betul-betul sudah merambah seluruhnya di fintech, e-commerce, dan sebagainya.
"Saya berharap nantinya akan seperti iklan Teh Botol Sosro "Apapun makanannnya, minumnya The Botol Sosro" menjadi "Apapun transaksi perbankan atau transaki e-banking, bayarnya pake BRI."
Suprajarto berharap BRI dapat menyelesaikan seluruh sistem pembayaran ini dan membuat BRI semakin kuat, bukan hanya dari sekedar interest rate, tapi juga menambah presentase interest income BRI.
Co Bran Branding dengan BPD
Next, BRI sedang menggalakkan co-branding dengan BPD. Suprajarto menyadari BPD tanpa bantuan bank-bank besar tentu akan sulit berkembang.
"Kami sudah bekerja sama dengan BPD Jateng, BPD Jatim, kemudian BPD Banten di luar jawa juga ada beberapa dan kita akan terus tambah," imbuh Suprajarto.
Suprajarto menuturkan, kalau mereka harus berinvestasi di teknologi, pasti dari lingkungan bisnis tidak akan mampu mereka lakukan. Oleh karena itu, BRI mencoba untuk memberikan white label, baik untuk e.card, debit card, e-money, dan sebagainya.
"Termasuk di dalamnya, kita akan melakukan kerja sama dalam hal latihan dan sebagainya karena BRI juga sudah punya forum yang sudah kuat, termasuk SDM dan sebagainya. Ini yang akan kita kembangkan dan kita dedikasikan dalam rangka kolaborasi dengan BPD dan sebagainya,” pungkas Suprajarto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: