Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SEED Gunakan Blockchain Perangi Pemanasan Global

SEED Gunakan Blockchain Perangi Pemanasan Global Kredit Foto: File/Sino Eco Energy Development
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belakangan, anomali cuaca yang ekstrem mulai dari gelombang hawa dingin, gelombang hawa panas, salju yang lebat muncul akibat dari gas rumah kaca seperi karbondioksida yang diproduksi manusia. Di Korea, Amerika Selatan, Eropa dan belahan dunia lain mengalami gelombang hawa panas dengan suhu tengah hari berkisar antara 38-40 derajat Celcius.

Di Jepang, 15 orang meninggal karena gelombang panas yang terjadi selama dua minggu, sementara itu puluhan ribu orang mendapat perawatan medis karena heat stroke. Di benua Afrika, suhu di Algeria meningkat hingga 51,3 Celcius, Chicago hingga 48,9 Celcius, dan Gurun Death Valley mencapai 52 Celcius. Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah di area tertentu tapi di seluruh dunia.

Untuk memerangi pemanasan global, Eco Energy Group SEED (Sino Eco Energy Development), perusahaan yang menjalankan bisnis energi yang ramah lingkungan berbasis teknologi blockchain dari Singapura menggunakan teknologi blockchain sehingga setiap orang bisa dengan mudah berpartisipasi dalam melindungi bumi dari pemanasan global.

CEO SEED, Young-geun, Shin, menyatakan saat ini, perusahaan fokus pada bisnis produksi energi ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, pembangkit listrik tenaga air kecil, penghijauan, pengembangan sumber daya makanan, serta project Waste to Energy(WTE).

Cukup sulit bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam bisnis ini karena dibutuhkan pengetahuan spesialis, izin yang kompleks, dan investasi skala besar. Namun, melalui teknologi blockchain, SEED mengembangkan platform crowdfunding di mana individu maupun institusi seluruh dunia bisa berpartisipasi dalam bisnis market carbon.

Bergerak melewati konsep simpel dari cryptocurrency sebelumnya, SEED telah menciptakan platform yang mengintegrasi ekonomi real dengan model penjualan pendapatan.

"Siapapun bisa menyelamatkan bumi melalui perhitungan ramah lingkungan yang mengurangi emisi karbon. Namun, jika tidak mendapat keuntungan finansial, orang-orang tidak akan memperhatikan. SEED, melalui reward-nya yang sesuai dan platform bisnis yang menjamin keuntungan, memandu banyak orang untuk berpartisipasi dalam tindakan ramah lingkungan," ujarnya di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Individu maupun organisasi bisa berinvestasi dalam bisnis yang dilakukan oleh SEED berkaitan dengan pengurangan emisi, energi hijau, dan CDM yang bersertifikat, dengan berpartisipasi dalam "Farming". Mereka bisa mendapatkan pengembalian tetap dalam investasi yang bisa dicairkan di bursa, tergantung project yang diambil.

Project Farming SEED yang pertama adalah SEED Blockchain Center, bangunan landmark 55 lantai di lahan seluas 16.600 meter persegi yang berfungsi sebagai kantor pusat SEED di daerah Sudirman, Jakarta, Indonesia. Bangunan tersebut merupakan kompleks besar yang terdiri dari banyak kantor, pusat perbelanjaan, tempat tinggal, serta hotel dengan total investasi sebesar 700 juta Dolar.

Pembangunan akan dimulai pada 2019 dan akan diselesaikan pada 2023. Untuk informasi dan dokumen tambahan seperti analisis real estate, sertifikat tanah, dan semua tanda terima bisa dilihat secara umum di www.seedfoundation.io/.

Upaya SEED dengan teknologi blockchain-nya juga telah menarik minat dari seluruh dunia. Project blockchain ramah lingkungan SEED telah terpilih untuk mengintegrasi teknologi blockchain dengan Smart City baru di Myanmar, Mandalay, sebuah kota penghubung dengan transportasi regional dan internasional yang akan menjadi pusat ekonomi dan budaya.

Rencananya adalah membangun resort dengan hotel, theme park, fasilitas game, dan kereta berkecepatan tinggi untuk mengubahnya menjadi kota finansial internasional seperti Singapura. Nota kesepakatan telah disetujui oleh pemerintah Myanmar yang mengkonfirmasi bahwa teknologi blockchain SEED akan menangani project inovatif tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel:

Berita Terkait