Meski terlahir dari keluarga yang berlatar belakang karyawan, Yohanes Sugihtononugroho (26) mengaku selalu mendapatkan dukungan untuk berbisnis. Yohanes yang sulit untuk bekerja dengan orang lain, lantaran lebih senang bekerja sesuai dengan apa yang ia ingin kerjakan, memulai untuk berbisnis sejak duduk di bangku kuliah. Sering mengalami kegagalan dalam bisnisnya, membuat seorang Yohanes menjadi kebal dengan kegagalan. Yohanes yang sudah mencoba beberapa bisnis, mulai dari menjual baju, sepatu, mobil, rangkaian bunga, binatang peliharaan dan sebagainya, sempat mengaku bingung dengan kegagalan yang selalu dijumpainya.
Kemudian ia pun mulai berpikir dan merasa bahwa ada yang salah dalam bisnis yang dijalaninya selama ini. Dengan merenung dan berpikir, ia pun menemukan alasannya. Menurutnya, beberapa bisnis yang dijalaninya sejak dulu hanya berorientasi pada keuntungan semata dan tidak ada unsur sosialnya.
Hingga akhirnya, Crowde menjadi bisnis yang ia ciptakan dengan alasan sosial yang temukan sendiri di masyarakat, khususnya di dunia pertanian. Yohanes mengaku berbisnis dengan tekad membantu para petani yang hidupnya bergantung dengan para tengkulak dan lintah darat. Dengan cara menghubungkan para petani kepada pemilik modal, Yohanes melalui Crowde berupaya untuk dapat menyejahterakan kehidupan para petani.
Di tengah-tengah keseriusannya memikirkan dampak sosial dari solusi yang ia ciptakan, Yohanes dikejutkan dengan hasil yang ia dapatkan. Bisnisnya mulai menunjukkan titik terang. Ia pun mengakui bahwa ketika pola berpikir terhadap bisnisnya berubah, hasil yang ia dapatkan pun mulai berubah.
Kegagalan yang begitu sering dijumpai, tidak lantas membuat seorang Yohanes putus asa. Sampai-sampai ia akan merasa heran ketika bisnisnya berhasil seperti saat ini. Ia juga mengaku tidak pernah merasa putus asa dan selalu ingin kembali mencoba bisnis baru, hingga saat ini titik keberhasilannya mulai terlihat melalui Crowde.
Bagi Yohanes, kegagalan adalah sesuatu yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan. Tergantung berapa kali seorang pebisnis gagak dan berani untuk bangkit kembali. Meskipun menurutnya Crowde belum dapat dinyatakan 100% berhasil.
Yohanes juga salah seorang yang justru lebih takut kalau tidak mencoba ketimbang menghadapi kegagalan yang menurutnya sudah menjadi hal biasa.
"Mencapai kesuksesan butuh banyak kegagalan. Pilihannya adalah kapan Anda ingin gagal? Sekarang atau nanti? Semakin cepat melalui kegagalan, maka akan semakin cepat untuk mencapai kesuksesan," ujar Yohanes kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu di Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: