Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BIN Sampai Kepolisian Ikut Hitung Stok Beras, Buwas: Aman Hingga Juli 2019

BIN Sampai Kepolisian Ikut Hitung Stok Beras, Buwas: Aman Hingga Juli 2019 Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Bogor -

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan sampai Juli 2019 stok beras aman sehingga tidak perlu impor.

"Sampai tadi malam jam 23.00 hasil hitung-hitungan teman-teman dari BIN, Kepolisian, dan orang yang paham, hasil keputusannya sampai Juli 2019 kita tidak perlu impor beras," kata Budi Waseso saat menyampaikan sambutan pada peluncuran Politeknik Pembangunan Pertanian di Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/9/2018).

Menurut dia, sampai saat ini stok beras nasional masih surplus, meskipun dalam kondisi cuaca kering seperti sekarang.?Dari hasil hitungan pemerintah stok beras aman sampai Juli 2019.

"Ini bukan kata saya, kata teman-teman. Kalau sudah kata BIN itu, masa saya harus impor," katanya.

Ia juga mengklarifikasi terkait polemik antara dirinya dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. "Sebenarnya bukan polekmik, saya cuma punya pertanyaan dan perlu jawaban. Kalau polemik untuk apa, saya bukan menteri, saya ini pelaksana di lapangan," katanya.

Menurut Budi Waseso, dirinya melihat sendiri bahwa kondisi beras sudah surplus, walau belum banyak, tetapi surplus pangan sudah terjadi.

Justru ia heran kenapa ada yang tidak bangga ketika terjadi surplus. Bahkan, lanjutnya, beras impor yang ada di Bulog itu tidak keluar sama sekali atau tidak terserap. Akibatnya mutunya bisa turun karena disimpan terlalu lama.

"Kita harus impor untuk apa, nalarnya kan begitu," ujarnya.

Budi mengakui dirinya bukan berlatarbelakang bidang pertanian. Namun sejak lama dirinya selalu mengikuti masalah pertanian, ketika masih menjadi anggota kepolisian.

Ia miris melihat Indonesia sebagai negara agraris tetapi malah impor produk pertanian. "Demikian ironis. Saya termasuk orang yang anti impor pangan," katanya.

Ia berharap Politeknik Pembangunan Pertanian yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian dapat memperkuat ketahanan pangan Indonesia, dan menjadi negara eksportir pertanian terbesar di dunia seperti China.

Menurut dia, China yang hanya punya musim tanam sekali setahun, bukan negara pertanian, tetapi ketahanan pangannya sampai 10 tahun. Berbeda dengan Indonesia yang punya masa tanam dua sampai tiga kali dalam setahun.

"Kenapa kita kalah sama China, ini pasti ada yang salah, sampai saya bertanya ke pak menteri pertanian, pak ini yang salah di mana," katanya.

Dengan berbagai polemik yang ada, Budi Waseso memiliki keyakinan Indonesia ke depan akan berjaya dengan pertaniannya, karena merupakan negara agraris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: