Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupee India Terjun ke Rekor Terendah

Rupee India Terjun ke Rekor Terendah Rupee India | Kredit Foto: Reuters/Via Asia Times
Warta Ekonomi, New Delhi -

Rupee yang terjun ke rekor terendah tahun ini diporyeksikan tidak akan melambat, bahkan jika Bank Sentral India menaikkan suku bunga pada pekan ini, menurut para ahli yang dengan hati-hati mengawasi kebijakan Reserve Bank of India.

Analis mengharapkan India, sebagai ekonomi terbesar ketiga di Asia, akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan ini, dengan peningkatan lebih pada pekan ini dan tahun depan. Sementara kenaikan suku bunga biasanya diharapkan untuk mendukung mata uang, sedangkan rupee tetap akan mengalami kerugian lanjutan ke depan," menurut Prakash Sakpal, wakil presiden penelitian di Dutch bank ING.

"Bahkan jika naik sebesar 25 (basis poin) seperti yang diharapkan itu tidak akan membantu mata uang. RBI harus melakukan lebih banyak, meskipun itu terlihat tidak mungkin dengan alasan inflasi on-target dan tekanan di sektor keuangan," tuturnya, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (2/10/2018).

Sakpal memperkirakan bank sentral hanya akan cocok dengan tiga kenaikan suku bunga Federal Reserve AS tahun ini tanpa memberikan rupee kelonggaran untuk bersaing terhadap dolar.

Rupee mencapai serangkaian rekor terendah terhadap dolar dalam dua bulan terakhir, melemah menjadi sekitar 73 rupee terhadap greenback. Itu menandai penurunan lebih dari 14 persen sejak awal tahun ini, membuatnya menjadi negara dengan kinerja terburuk di kawasan itu, di samping rupiah Indonesia dan peso Filipina.

Depresiasi mata uang India telah dikaitkan dengan kenaikan harga minyak yang notabene India juga merupakan importir minyak mentah utama, dan defisit neraca berjalan yang semakin melebar. Para ahli mengatakan bahwa kekhawatiran global yang lebih luas, yang naik ke garis terdepan dalam mata uang menyusul masalah ekonomi di Turki dan Argentina, juga membebani sentimen investor.

Shashank Mendiratta, seorang ekonom yang mencakup Asia Selatan dan India di ANZ, menambahkan: "Meskipun suku bunga yang lebih tinggi dapat membantu, kenaikan suku bunga tunggal tidak akan cukup. Ini akan membutuhkan serangkaian kenaikan suku bunga seperti yang telah terjadi di Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: