PT Superkrane Mitra Utama Tbk, perusahaan penyewaan crane terbesar di Indonesia, mendukung program percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera).
Direktur Superkrane, Linayati, mengatakan bahwa Superkrane adalah perusahaan lokal pertama yang karyawannya sudah bersertifikasi. Dengan adanya sertifikasi di sektor konstruksi, angka kecelakaan kerja bisa turun 60%.
“Perusahaan memiliki training center yang memberikan edukasi kepada para karyawan mengenai cara bekerja yang benar dan mengutamakan keselamatan. Sertifikasi penting, karena dapat menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi yang cukup tinggi,” ujar Linayati di sela acara percepatan sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi dan Bimbingan Teknis Keahlian Konstruksi Tahap II 2018 di Balai Jasa Konstruksi Wilayah III, Jakarta, Rabu (03/10/2018).
Linayati menjelaskan, berdasarkan data Kemenpupera, Indonesia memiliki sekitar 8,1 juta tenaga kerja di sektor konstruksi. Namun, hanya sekitar 700 ribu tenaga kerja yang memiliki sertifikat.
"Padahal, dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017, Pasal 70, disebutkan, setiap pekerja konstruksi wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja," lanjut Linayati.
Linayati mengatakan, angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi cukup tinggi jika dibandingkan sektor pertambangan dan migas. Penyebab utamanya adalah kualitas SDM yang masih rendah dan tidak mengerti tentang penggunaan alat berat dengan baik dan benar. Ini terjadi lantaran kebanyakan pekerja di sektor konstruksi masih tamatan STM.
“Karena itu Supekrane ingin memajukan kualitas SDM di sektor konstruksi dengan memberikan karyawan pelatihan, sehingga layak mendapatkan sertifikat,” imbuh Linayati.
Menurut Linayati, sebelum pemerintah mendorong sertifikasi di sektor konstruksi, pihaknya sudah lama melatih pekerja dan sudah mempunyai training center. Baru kemudian, diurus sertifikasinya melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Proses pengajuan sertifikasi tidak memakan waktu yang lama, hanya dua bulan.
"Kami ingin pekerja di sektor konstruksi ini naik tingkat dan berkualitas," ujarnya.
Crane dan alat berat Superkrane adalah alat berteknologi modern dan sudah mempunyai standar internasional. Jika dioperasikan serampangan, membahayakan pekerja itu sendiri. Karena itu seorang karyawan harus mendapatkan sertikat sehingga dapat bekerja dengan aman karena mengutamakan safety.
Superkrane sendiri saat ini memiliki 90 crane berkapasitas angkut di bawah 100 ton, 31 unit berkapasitas 100-199 ton, dan 28 unit berkapasitas 200-750 ton. Selain itu, perseroan memiliki scissor lifts dan man lifts 85 unit, lalu telehandlers, forklift, excavator, reachstacker 14 unit, dan truk muliaxle 19 unit
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: