PT Superkrane Mitra Utama Tbk (Superkrane) merealisasikan rencananya untuk menambah crane dari dana hasil penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Perseroan pun membeli sebanyak dua crane dengan kapasitas besar dari Sany Global.
Presiden Direktur Superkrane, Yafin Tandiono Tan mengungkapkan jika crane yang didatangkan Sany berkapasitas angkut 650 ton dan 500 ton dengan tipe Crawler Crane. Crawler Crane 650 ton tersebut menjadi crane paling besar yang pernah dijual Sany ke Indonesia, dan dapat memberikan manfaat dalam mendukung percepatan pembangunan di Tanah Air.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Beli Tiket KAI yang Perlu Anda Ketahui
"Crawler Crane berkapasitas besar dapat digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor seperti Heavy Plant untuk Oil & Gas Plant, Petrochemical Plant, dan Power Plant," katanya di Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Lebih lanjut Yafin menuturkan bila crane tersebut akan membuka peluang bisnis (business opportunity) untuk pembangunan Elevated Toll Road.
"Karena kegunaannya jauh lebih efisien, efektif, serta aman (safety) dibandingkan crane kecil yang selama ini sering digunakan dengan range kapasitas antara 50 ton hingga 100 ton," terangnya.
Ia menjelaskan bahwa tambahan armada crane yang diperoleh Superkrane ini khusus digunakan untuk critical lifting dengan kapasitas 200 ton ke atas.
"Penggunaan Heavy Lifting dengan range berkapasitas di atas 200 ton jenis Crawler Crane seperti 500 ton dan crane 650 ton sangat cocok digunakan untuk pengangkatan beban yang besar dengan jarak angkat (radius) yang jauh," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Superkrane, Linayati menyebutkan bahwa pemakaian crane besar di Indonesia kebutuhannya sangat besar dengan banyaknya proyek infrastruktur yang sedang digarap.
"Crane ini terbatas di Indonesia, maka akan berjalan bagus ke depannya. Pemakaian crane besar di Indonesia lagi perkembangan maju sekali," ucapnya.
Menurutnya, dua crane yang baru didatangkan tersebut akan langsung dikirimkan perseroan kepada para penyewa. Salah satunya untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Yang 500 ton malam ini akan jalan ke Indocement, next ke kereta api cepat. Di Indocement kontrak 2-3 bulan berhubung Indocement urgen kontrak di bawah Rp5 miliar. Kereta api cepat Jakarta-Bandung lebih besar pemakaian bisa sembilan bulan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: