Menjadi Wartawan di Era Putin Itu Mengerikan

Ternyata, menjadi wartawan di Rusia pada era Vladimir Putin mirip dengan situasi Indonesia di bawah Rezim Orde Baru. "Kami tidak bisa menulis dengan bebas seperti di Indonesia," ujar seorang wartawan Rusia dalam percakapan informal dengan Warta Ekonomi.

Menurut dia, televisi-televisi di Rusia juga cenderung monoton kalau menyiarkan berita tentang politik. "Saluran TV kami banyak, tapi ada semacam self cencorship dari para Redaksi kami," ujarnya.

Kalaupun ada yang bebas, tambahnya, adalah berita-berita tentang pertanian. Berita tentang pertanian bebas menulis apa saja. "Jadi saya tidak bisa memuji Putin," ujarnya.

Dari penelusuran Warta Ekonomi, memang ada kasus-kasus wartawan di Rusia. Misalnya saja, hilangnya Kirill Radchenko, Alexander Rastoguyev dan Orkhan Dzhemal, yang dikenal sebagai wartawan investigatif dan sedang menyelidiki organisasi semi militer yang diduga ada kaitan dengan Pemerintah Rusia.

Walaupun juru bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova, pada 5 Agustus 2018 mengatakan ketiga wartawan tersebut diserang para perampok.

Juga pernah dilaporkan seorang wartawan Rusia bernama Arkady Babchenko pernah mengaku meninggal untuk melindungi dari rencana pembunuhan yang diduga akan dilakukan Rusia terhadapnya.

Di dunia jurnalistik Babchenko memang merupakan wartawan yang terkenal kritis terhadap Kremlin. Setelah terjadi keracunan kepada mantan agen Rusia Sergei Skripal yang diracun di Novichok, Salisbury, Inggris, Babchenko mulai ketakutan dan akhirnya memalsukan kematiannya sendiri.

Di akhir diskusi informal dengan Warta Ekonomi, wartawan Rusia tersebut berpesan jangan pernah menyebutkan waktu dan tempat pertemuan kami. Wah, sebegitu seramkah?