Belakangan ini santer beredar kabar Citilink, anak usaha Garuda Indonesia, mengambil alih operasional maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Baik Garuda Indonesia maupun Srwijaya Air tak menampik kebenaran kabar tersebut. Adapun sebelumnya, pada 9/11/2018, seluruh pihak telah menandatangani kerja sama operasi (KSO).
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara, menjelaskan bahwa Garuda Indonesia menugasi anak usahanya, Citilink, untuk mengambil alih kendali atas operasional dan keuangan Sriwijaya Air. Ia menyampaikan, KSO tersebut bertujuan untuk membantu Sriwijaya Air dalam memperbaiki kinerja operasional dan kinerja keuangannya.
“Termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen-komitemn atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang di antaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group,” ungkap Askhara dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Setelah ditelisik lebih jauh, rupanya KSO tersebut berkaitan dengan utang-piutang antara Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia.
Merunut dari laporan keuangan Garuda Indonesia sampai dengan periode September 2018, terungkap bahwa Garuda Indonesia mempunyai piutang pada Sriwijaya Air.
“Piutang jangka panjang dari Sriwijaya Air atas pengerjaan overhaul 10 engine CMF56-3 dengan jumlah saldo per 30/09/2018 sebesar US$9.334.154,” tulis Garuda Indonesia dalam laporan keuangannya.
Berkenaan dengan utang tersebut, Garuda menyatakan bahwa jumlah utang Sriwijaya AIr yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun adalah sebesar US$4.320.000.
Dengan begitu, di kemudian hari KSO antara Garuda Indonesia, Citilink, dan Sriwijaya AIr mungkin tak hanya sebatas kerja sama operasi, tetapi termasuk juga meguasai saham Sriwijaya Air.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: