Sebanyak 84 jenazah korban bencana gelombang tsunami yang melanda perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam membusuk di RSUD Berkah Pandeglang, Banten.
"Semua jenazah itu belum teridentifikasi dan kondisinya sudah sulit dikenali keluarga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Sentani, saat ditemui di Posko Utama Bencana Tsunami, Labuan,Pandeglang, Selasa (25/12/2018).
Dewi mengungkapkan, hal itu diperparah oleh minimnya fasilitas lemari pendingin mayat di RSUD Berkah Pandeglang. Akibatnya, saat ini jenazah disimpan di ruangan tanpa pendingin sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, Raden Dewi Sentani meminta Kementerian Kesehatan membantu menyalurkan alat kontainer freezer untuk menyimpan jenazah yang bisa menampung dengan jumlah kapasitas besar.
Ia menambahkan, kondisi jenazah berumur tiga hari sejak bencana tentu sudah membusuk dan berubah warna sehingga petugas sulit melakukan identifikasi.
"Kami mengusulkan kepada petugas agar jenazah yang tidak dikenali itu di foto agar bisa diketahui ciri-cirinya oleh keluarga mereka," katanya.
Menurut dia, apabila jenazah itu lebih dari sepekan, sebaiknya dimakamkan secara massal. Sebab, jenazah tersebut sudah mengeluarkan bau tidak sedap dan juga bisa menimbulkan gangguan penyakit.
Kemungkinan jenazah itu masih bertambah karena masih ada korban di beberapa titik yang terdampak gelombang tsunami yang belum ditemukan dan hilang.
"Kami mendesak bantuan kontainer frezeer segera disalurkan ke RSUD agar bisa menampung jenazah itu," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: